Para peserta saat menerima materi sekaligus mempraktekkan cara mengiris kain Karawo yang diselenggarakan di Galeri UMKM Gorontalo, Selasa (14/11/2023) (F. Diyanti/Gorontalo Post)
gorontalopost.id- Salah satu tahapan pembuatan kain sulam karawo, adalah dengan mengiris kain. Tahapan ini penting, dan rumit, sehingga membutuhkan tenaga perajin yang telaten, dan fokus. Salah mengiris, kain jadi rusak. Jumlah perajin karawo khusus untuk tenaga pengiris pun cukup minim, padahal permintaan kain karawo terus meningkat. Pemerintah Provinsi Gorontalo, melalui Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, menyikapinya dengan serius. Hal itu dibuktikan dengan digelarnya pelatihan teknis pengirisan untuk peningkatan kapasitas perajin karawo, berlangsung di Galeri UMKM Gorontalo, Selasa (14/11). Pelatihan ini juga didukung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Gorontalo.

Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Pj Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, diwakili Asisten II Setda Provinsi Gorontalo, Handoyo Sugiharto ini diikuti oleh 30 peserta dari Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo. Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Fima Agustina Ismail Pakaya, Kepala Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge, serta Kepala Perwakilan Bank Indonesia Dian Nugraha, dan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gorontalo, Widhi Astri Aprilia Nia, turut hadir dalam pembukaan pelatihan teknis pengirisan kain karawo itu.
Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Fima Agustina Ismail Pakaya mengatakan, dengan pelatihan pengirisan kain karawo, maka bisa menambah jumlah perajin karawo khususnya tenaga pengiris. Menurut Fima Agustina, hal ini, merupakan upaya regenerasi untuk para perajin. Sebab, kata dia, saat ini pengiris kain sulam Karawo yang ada di Gorontalo cukup minim dibandingkan dengan penyulam Karawo. “Peserta ini, merupakan masyarakat yang belum mengerti apapun tentang Karawo. Jadi kita latih mereka untuk mengiris terlebih dahulu karena step awal Karawo adalah mengiris,” kata Fima Agustina saat diwawancara awak media.
Selain itu, Fima Agustina Ismail Pakaya berharap para peserta dapat belajar dengan baik dan sabar, sehingga nanti apa yang didapatkan bisa diimplementasikan dalam menghasilkan produk Karawo yang yang terbaik. “Jadi yang kita lakukan saat ini adalah upaya untuk mengantisipasi ketersediaan stok Karawo di Provinsi Gorontalo. Karena yang menjadi tantangan saat ini, adalah bagaimana memenuhi permintaan Konsumen terhadap kain Karawo. Apalagi saat ini, karawo sudah mendunia,” tambahnya.
Ia meyakini setiap perajin memiliki ide kreatif dan inovatif untuk mengembangkan motif-motif karawo. Terlebih saat ini pembuatan karawo juga diminati kalangan milenial. “Tidak menutup kemungkinan peserta di sini juga bisa mengembangkan motif-motif karawo tersebut. Tidak hanya berdaya pada pengirisan, tapi juga dalam mendesain sehingga peserta memiliki kemampuan yang sempurna,” ungkap Fima. Lebih lanjut Fima Agustina mengatakan, Dekransda bersama Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo dan stakeholder terkait, juga intens melakukan pelatihan karawo di berbagai tempat, dan kelompok-kelompok masyarakat.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge, berharap pelatihan teknik pengirisan ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat untuk bisa mempelajari cara menyulam karawo, yang nantinya tidak hanya berkembang di pasar lokal tetapi juga menembus pasar nasional, serta memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan industri kriya lokal. “Ini peluang besar bagi masyarakat Gorontalo, bahwak karawo saat ini terus meningkat permintaanya, dan itu harus ditopang dengan keberadaan para perajin,”terangnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, menerangkan untuk menghasilkan karya terbaik dari sulaman karawo masih terdapat keterbatasan dalam produksi dan kekhawatiran terhadap apresiasi yang diterima oleh perajin. Menjawab tantangan ini, bersama Pemerintah Provinsi Gorontalo, bersinergi dan fokus dalam peningkatan secara produksi dan pengembangan UMKM yang bergerak dalam bidang fashion khususnya karawo.
Bank Indonesia juga kata dia, terus mendorong program yang meliputi aspek manajemen produksi , SDM, keuangan, promosi maupun pemberian bantuan teknis dan non teknis. “Bank Indonesia terus berupaya untuk menjadi fasilitator dalam intermediasi antara UMKM dengan lembaga keuangan melalui kurasi untuk menghasilkan kredit berkualitas baik dengan tujuan penambahan modal usaha maupun investasi,” ungkap Dian. (tr-76/*)












Discussion about this post