Gorontalopost.id, JAKARTA – Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi), dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/11).
Pertemuan itu membahas penambahan masa jabatan yang diatur dalam revisi Undang-Undang Desa.
Para Kepala Desa berharap Jokowi bisa merumuskannya bersama DPR.
“Dalam pertemuan biasa kita mengusulkan seperti yang sudah terjadi di publik, yaitu berbicara periodisasi,” kata Ketua Umum DPP Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Surta Wijaya usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/11).
Para kepala desa juga mendorong kelonggaran penggunaan dana desa. Mereka ingin 70 persen kewenangan pengaturan dana desa ada di tangan pengurus desa.
Menurut Surta, Jokowi mendengar dan menerima permohonan-permohonan itu saat bertemu di Istana. Dia optimis permintaan para kepala desa bisa terwujud.
“Ya kepastian karena Bapak Presiden sebagai orang tua kita nanti kita juga bicara dengan legislatif juga sama,” ucapnya.
Surta menampik pertemuan dengan Jokowi membahas soal politik atau pilpres.
Dia mengaku tak ada arahan dari Jokowi untuk memenangkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
“Tidak ada, tidak sama sekali menyinggung hal itu. Kita netral saja,” ujarnya.
Sebelumnya, 15 orang kepala desa mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta. Pertemuan digelar tertutup sekitar satu jam.
Panggil Rektor
Tak hanya Kades, Jokowi juga mengundang tujuh rektor yang tergabung dalam Forum Rektor ke Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/11).
Para rektor itu masuk lingkungan istana sekitar pukul 14.52 WIB. Mereka berbaju batik dan membawa map masing-masing.
Rektor-rektor itu tak banyak mengungkap hal yang akan dibahas dengan Jokowi. Mereka langsung masuk ke istana.
“Silaturahmi biasa,” kata Rektor IPB University Arif Satria di Istana Kepresidenan Jakarta.
Selain Arif, ada Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih, Rektor Universitas Negeri Surabaya Nurhasan, dan Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok.
Ada pula Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Nasrullah Yusuf, Rektor Universitas Al-Ghifari Didin Muhafidin, dan Rektor Universitas Negeri Jakarta Komarudin. (net)













Discussion about this post