Gorontalopost.id, Gorontalo – Mayat kembali ditemukan di sebuah perkebunan Desa Meranti Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, Ahad (7/5).
Adalah Nasir Husain (23) alias Gosi ditemukan dalam kondisi tewas dan bersimbah darah di sebuah Pondok.
Menurut penuturan Husain Haliki (62) ayah korban, penemuan mayat itu sekitar pukul 06.45 Wita.
Awalnya sekitar pukul 24.00 wita ayah korban mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang jaraknya kurang lebih dua kilometer dari rumah mereka.
Setibanya di TKP, ayah korban menemukan korban dalam posisi terbaring dan sudah tidak bernyawa lagi tepatnya berada di pondok sendirian.
Saat itu orang tua korban menemukan sebilah parang yang berukuran kurang lebih 40 cm.
Parang itu memiliki gagang berwarna coklat dan sarungnya berwarna abu-abu terletak di bawah kaki korban.
Ayah korban juga menemukan luka di bagian tangan kiri tepatnya di bagian urat nadi sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Melihat hal tersebut ayah korban langsung turun ke kampung dan memberitahukan kepada istrinya Hajaria Hasan (53) warga Desa Meranti.
Selanjutnya orang tua korban memberitahukan kepada kakak kandung korban Rahim Husain (29).
Saat itu juga orang tua korban dan kakak kandung korban menginformasikan kepada Kepala Desa Meranti.
Berdasarkan laporan kepala desa tersebut, maka Kapolsek Tapa Iptu Moh Atmal SH bersama anggota piket langsung turun dan dengan sigap langsung melakukan olah TKP.
Setelah itu korban dievakuasi bersama sejumlah anggota TNI dan POLRI yakni Babinsa dan Babinkamtibmas dibawah komando Kapolsek Tapa.
Selain itu petugas dibantu Kepala Desa Meranti dan warga bergantian mengusung mayat dengan menggunakan tandu yang terbuat dari kayu dan sarung hingga tiba di rumahnya.
Berdasarkan informasi dari orang tuanya, penyebab kematian korban di duga telah kehabisan darah sehingga nyawa korban sudah tidak bisa di selamatkan.
“Setelah diindentifikasi bahwa korban meninggal murni bunuh diri sesuai hasil visum luar oleh pihak puskes RS. Tapa.
Selanjutnya piket SPKT membuat laporan polisi model A laporan segera penemuan mayat, ” kata Iptu Atmal. Ketua
Tim Da’i Polri se Indonesia itu mengungkapkan, pihak keluarga ikhlas tidak lagi menginginkan korban diatopsi dengan membuat surat penolakan autopsi dan disaksikan kepala desa dan keluarga orang tua dari korban. (roy)











Discussion about this post