GORONTALO – GP – Partisipasi Perempuan di Dewan Perakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo menjadi judul disertasi yang berhasil dipertahankan promovenda Kristina Mohamad Udoki, SP.d, M.Si dihadapan dewan penguji, promosi doktor bidang administrasi publik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Jumat (14/4).
Dewan penguji dalam disertasi itu, diketuai Rektor UNG DR Eduart Wolok yang diwakili oleh wakil rektor III DR.Amier Arham. Sekretaris Prof. Dr.Asna Aneta, M.Si, dan anggota Prof.Dr.Ir.Hasim, M.Si., Dr.Yanti Aneta, S.Pd,M.Si., penguji internal I. Prof. DR. Arifin Tahir, M.Si., penguji internal II, Dr.Zuchri Abdussamad, S.I.K., M.Si., serta penguji eksternal Dr. M.R Khairul Muluk, S.Sos., M.Si. Sedangkan promotor adalah Prof. Dr.Asna Aneta, M.Si., Co Promotor I Prof. Dr. Rauf Hatu, M.Si., dan Co Promotor II, Dr. Ismet Sulila, SE., M.Si.
Dalam paparanya dihadapan dewan penguji, Kristina Udoki menyampaikan, ada beberapa faktor yang menentukan partisipasi perempuan pada DPRD Provinsi Gorontalo, yakni pertama information sharing, consultation, collaboration, join decision making, serta empowerment. Dari hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa temuan terkait faktor-faktor tersebut.
Pertama information sharing, disebutkan kemampuan dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada kepentingan perempuan dan anak oleh anggota DPRD Provinsi Gorontalo kurang maksimal. Hal ini terlihat minimnya kebijakan atau produk hukum daerah yang mengatur tentang perempuan dan anak.
Kurang maksimalnya kebijakan terkait perempuan dan anak, juga dipengaruhi komunukasi anggota DPRD perempuan dan dinas terkait kurang maksimal. Kedua adalah consultation, diketahui anggota DPRD perempuan hanya aktif pada rapat-rapat fraksi atau komisi. Itu pun yang disampaikan tidak bersentuhan langsung dengan substansi pembahasan rapat. “Bahwa kemampuan beretorika dalam konsultasi dengan mitra kerja menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan aspirasi anggota DPRD perempuan diforum rapat kerja,”ujarnya.
Ketiga adalah colaboration, termuan yang didapat peneliti adalah media masa bisa dimanfaatkan sebagai mitra untuk berkolaborasi menyuarakan aspirasi anggota DPRD. Hanya saja media masa kurang dilibatkan oleh anggota DPRD perempuan dalam memancing reaksi publik terhadap isu-isu program kebijakan yang ada di pemerintah daerah. “Bahwa kemampuan berbicara, berpikir, dan berkolaborasi dengan mitra kerja anggota DPRD perempuan masih belum sesui yang diharapkan,”ujarnya.
Keempat adalah join decision-making, peneliti menemukan beberapa proposisi temuan yakni transformasi tugas-tugas kelembagaan harusnya dapat dimaksimalkan oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD. Peran BK diharapkan dapat memaksimalkan memantau, serta mengevaluasi perarutan tatatertib dalam menjaga martabat, kehormatan, dan citra serta kredibilitas DPRD. BK perlu mengubah mekanisme dalam menanggapi penyimpangan etika anggota DPRD dengan tidak lagi bersifat pasif, melainkan proaktif.
Kelima adalah empowerment, dari hasil penelitian bahwa kemampuan anggota DPRD perempuan dalam memahami regulasi masih perlu ditingkatkan. Selanjutnya, ditemukan bahwa pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perempuan dalam menggali masalah-masalah sosial, termasuk kemampuan didalam mengambil tindakan dan pilihan strategis bagi kehidupan mereka. “Sebab temuan penelitian mengindikasikan bahwa perempuan mempunyai kesempatan berpartisipasi dalam ranah publik melalui kemampuanya mengakses sumber daya dalam kewenanganya sebagai anggota DPRD,”jelasnya.
Dalam penelitian ini, Kristina Udoki mengembangkan teori Cohen dan Uphoff (1979) dan Brinkerhof & Chosby (2022). Dimana, Kristina menambahkan satu indikator terbaru sebagai bagian dari faktor yang menetukan partisipasi perempuan pada DPRD Provinsi Gorontalo, yakni personal branding. “Diskripsi dari personal branding ini merupakan kausalitas untuk melengkapi bagian yang dianggap kurang diperhatikan oleh seseorang untuk meningkatkan partisipasinya,”ujarnya. Sebagai seorang wanita, kata Kristina, anggota DPRD perempuan harusnya memiliki kemampuan intuisi didalam dirinya. Wanita memiliki intuisi lebih besar dibandingkan pria. “Personal branding dalam bahasa Gorontalo disebut ‘Momongu Otodu Batanga‘,”ungkap mantan Pemimpin Redaksi Gorontalo Post di hadapan dewan penguji.
Atas kemampuanya mempertahankan disertasi dihadapan dewan penguji, Femi begitu Krisina Mohamad Udoki biasa disapa, disematkan indeks yudisium, 3.98 dengan predikat pujian. Femi Udoki merupakan doktor ke 37 program pascasarjana Administrasi Publik UNG dan lulusan ke 95 program doktoral UNG.. “Saya menyampaikan selamat atas capaian anda, teruslah berkarya, berbakti di luar untuk bangsa. Dan menjaga (nama baik) almamater,”ujar Prof.Dr.Asna Aneta, promotor yang juga Direktur Pascasarjana UNG. “Semoga saudara dapat mengemban amanah akademik sekaligus mampu mengabdikan ilmu yang diperoleh kepada bangsa dan negara serta senantiasa menjaga nama baik almamater UNG kapan dan dimanapun saudara berada.” tutup Wakil Rektor III, Dr. Muhammad Amir Arham. (tro/Mg15)












Discussion about this post