GORONTALO – GP – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID Gorontalo) menggelar peringatan Hari Siaran Nasional (Hasarnas) ke-90, Selasa (4/4). Acara yang digelar di kantor KPID itu dihadiri Kadis Kominfotik Rifli Katili dan seluruh lembaga penyiaran baik televisi maupun radio yang ada di Gorontalo.
Harsiarnas ke-90 menurut Kadis Kominfo, Rifli Katili, menjadi momentum untuk meningkatkan peran KPID sebagai lembaga pengawas siaran. Semua lembaga penyiaran diminta saling menguatkan untuk melahirkan siaran yang berkualitas bagi publik.
“Peran KPID ini sangat penting bagi kita semua. Seperti yang disampaikan ketua KPID, bahwa kita ini bukan untuk saling mengawasi, tapi menjadi mitra. Saya selaku Kadis Kominfotik sangat bersyukur dengan kehadiran KPID karena kita bisa saling menguatkan,” katanya.
Rifli berpesan bahwa pelaksanaan Harsiarnas tidak hanya sebatas seremonial belaka, tetapi juga sebagai wujud apresiasi dan dukungan kepada insan penyiaran. Khususnya penyiar dan lembaga penyiaran di Gorontalo. “Kita perlu mengambil peran yang besar terhadap bangsa kita untuk mensejahterakan dan mengedukasi masyarakat. Karena kita lembaga penyiaran sebagai media dan pilar ke empat yang melaksanakan fungsi kontrol, yakni memberikan informasi yang benar kepada masyarakat,” jelasnya.
Hal penting lainya yang ditekankan Kadis Kominfotik adalah ketersediaan konten lokal pada tayangan televisi di Gorontalo. Sesuai regulasi, semua lembaga penyiaran terutama televisi wajib menayangkan 10 persen konten lokal dari total 24 jam siaran dalam sehari. Konten lokal, lanjut Rifli sangat bermanfaat dan turut mempromosikan daerah, maka ia berharap lembaga penyiaran benar-benar merealisasikanya. “Saya paham betul (kondisi) lembaga penyiaran, tapi ini ketentuan, 10 persen (konten lokal) itu harus diwujudkan,”tegas Rifli.
Di rumahnya, lanjut Rifli, televisi pasti dihidupkan ketika ia berada di rumah, dengan begitu ia berharap menyaksikan tayangan lokal yang berkualitas. “Karena di smartphone, kita juga sudah bisa lihat tayangan televisi. Yang tidak ada adalah tayangan lokal,”katanya. Hanya saja, tayangan yang ada justru tak benar-benar lokal Gorontalo. “Saya lihat ada tayangan pariwisata, saya senang. Setelah diperhatikan, bukan dari Gorontalo dari Sulut dan Maluku. Padahal itu disebut tayangan lokal,”katanya. Pun begitu, dengan isi siaranya, ada yang siaran berulang dan siaran yang sudah sangat lama kembali ditayangkan. “Saya harap ini menjadi perhatian kita bersama,”tegas Rifli. KPID, kata dia, juga harus berperan dalam pemenuhan konten lokal pada setiap tayangan televisi di Gorontalo.
Sementara itu, Ketua KPID Gorontalo Safrin Saifi menyebut, kehadiran KPID tidak semata-mata mengawasi tetapi membangun kemitraan untuk mewujudkan siaran yang berkualitas. “Hari ini kita mencoba untuk membangun kemitraan, persahabatan, dan kesadaran yang kritis untuk mengetahui peran dan tugas kita masing-masing. Peran lembaga penyiaran adalah mencerdaskan publik dengan konten siaran yang sehat, positif dan bermartabat,”ujarnya.
Ia juga merespon terkait konten lokal pada siaran televisi di Gorontalo. Ia menekankan, semua lembaga penyiaran harus menyikapinya dengan serius. “Konten lokal itu diwajibkan, artinya harus. Memang 10 persenya tersedia, tapi isi siaranya yang harus jadi perhatian bersama. Kualitasnya itu yang penting, ini juga yang nanti akan jadi perhatian KPID,”tegasnya. Dalam peringatan Hasiarnas ke 90 tahun 2023, KPID Gorontalo juga membagi-bagikan takjil atau kue buka puasa bagi masyarakat yang melintas di kawasan kantor KPID kompleks gubernuran lama. “Bagi-bagi takjil juga upaya kita, mensosialisasikan peran KPID kepada masyarakat Gorontalo,”tandas Safrin. (tro)











Discussion about this post