GORONTALO – GP– Salah seorang (Staf Pribadi Pimpinan) Spripim di Polda Gorontalo RF ditemukan tewas di dalam mobil dinas Polri. Diduga kuat, anggota Polri berpangkat Briptu itu meninggal akibat bunuh diri.
Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu.
“Ya, benar yang ditemukan meninggal dalam mobil dinas Polri NO POL: 1214-XXIX yang terparkir di pinggir Jalan GORR Desa Ombulo Kec. Limboto Barat itu anggota Polri yang bertugas di Staf Spripim Polda Gorontalo an. BRIPTU RF. Diduga RF meninggal akibat bunuh diri,”kata Wahyu.
Lebih lanjut mantan Kapolres Bone Bolango ini menjelaskan, bahwa Staf Pribadi Pimpinan selanjutnya disebut Spripim adalah unsur pelayan dalam bidang pelayanan kepada pimpinan pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda.
Adapun penemuan sosok mayat Briptu RF itu pada Sabtu (25/3/2023) sekitar pukul 05.49 Wita. Bermula ketika Kanit Intelkam Polsek Limboto Barat Aiptu Sarifudin, SH mendapatkan informasi melalui telepon dari Kepala Desa Ombulo bahwa di Jalan GORR Dusun I Desa Ombulo Kec. Limboto Barat Kabupaten Gorontalo terdapat sebuah mobil dinas Polri dengan plat nomor :1214-XXIX yang terparkir di tepi jalan. Bahkan, mesin mobil dalam keadaan hidup sejak jumat sore di lokasi tersebut.
Atas informasi itu, Kanit Intelkam Polsek Limboto Barat langsung memberitahukan peristiwa tersebut melalui WA grup Polsek. Piket Polsek Limboto Barat yang menerima infiormasi itu langsung mendatangi TKP.
Sesampainya di Lokasi TKP, ditemukan mobil dinas Polri No Pol : 1214-XXIX dalam keadaan mesinnya hidup dan mobil tersebut terkunci dari dalam. Bahkan, puluhan warga berkumpul untuk melihat kejadian tersebut.
Berselang 10 menit kemudian, mobil patroli dari Satlantas Polres Gorontalo tiba di lokasi TKP, kemudian mengamankan TKP selanjutnya memecahkan kaca mobil tersebut.
Ketika pintu mobil berhasil dibuka, ternyata didalamnya terdapat sosok mayat seorang laki-laki dalam keadaan meninggal dunia dengan luka tembak pada bagian dada sebelah kiri. Senjata api (Senpi) yang diduga digunakan untuk menembak terletak di dekat handle rem tangan.
Saat itu juga jenazah pria kelahiran Semarang, 08 Januari 1994 warga Ngadirgo, Kec. Mijen, Kotamadya Semarang itu langsung dievakuasi setelah sebelumnya dilakukan olah TKP oleh petugas identifikasi.
Dari keterangan para saksi, diketahui bahwa pada Jum’at (24/3/2023) sekitar jam 16.30 wita, AM melihat mobil berwarna putih sedang terparkir di lahan kosong yang berada di jalan GORR area desa Ombulo Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo dalam keadaan mesin mobil hidup. Namun saat itu saksi tidak berani mendekatinya.
Selanjutnya AM pada Sabtu (25/3/2023) sekitar jam 05.30 wita, sepulang dari kebun masih melihat mobil tersebut. Merasa takut dan tidak berani mengecek, maka AM pergi ke rumah FAM selaku aparat desa Ombulo untuk melaporkan hal tersebut.
Kemudian FAM pergi mengecek mobil tersebut bersama saksi AM. Kurang lebih sekitar pukul 05.30 Wita setelah saksi FAM dan saksi 3 tiba di lokasi, melihat bahwa mobil dinas Polri No Pol : 1214-XXIX putih dalam kondisi terparkir dan kondisi mesin hidup. Saksi kemudian menelpon kepala desa Ombulo untuk melaporkan hal tersebut.
Kepala Desa Ombulo selanjutnya menghubungi Saksi AJB dan segera menuju ke lokasi. Setiba di lokasi, Saksi 5 melihat mobil Terios warna putih terparkir dalam keadaan hidup, sementara pintu serta kaca dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam.
Saksi 5 melihat adanya orang yang sedang berada dalam mobil, yang ketika dipanggil tidak merespon sehingga bersama-sama dengan saksi lain yang juga saat itu berada di TKP langsung memecahkan kaca mobil dan membuka pintu mobil tersebut dan baru kemudian saksi melihat korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan luka diduga luka tembak pada bagian dada kiri. Di TKP.
“Penyelidik masih melakukan pendalaman dan terhadap korban akan dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban terhadap jenazah korban sudah dibawa ke rumkit Aloe Saboe dan untuk otopsi akan
dijadwalkan besok menunggu kehadiran dokter forensik dan juga Orang tua korban dari Semarang.
Kami keluarga besar Polda Gorontalo merasa kehilangan karena korban dikenal baik, rajin dan juga pendiam. Mohon doanya semoga arwah almarhum diterima oleh Allah dan diampuni segala dosanya,”tandas Wahyu. (roy)
PENTING!
Informasi tersebut diatas tidak untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.












Discussion about this post