Gorontalopost.id – Fenomena alam berupa pergerakan tanah longsor di puncak gunung Mereki Desa Pelita Jaya, Kecamatan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango menjadi perhatian banyak pihak. Tidak terkecuali dari pihak Peneliti Lingkungan Ridwan Tohopi bersama Pusat Studi Lingkungan UNUGo melalui citra satelit mengkaji pergeseran butiran pasir dan batu di kawasan itu.
“Kami telah mengamati video yang diperlihatkan Babinsa Desa Taludaa tentang gejala degradasi tanah bergerak di gunung aladi Kecamatan Bone Pantai disela di sela kegiatan dzikir dan doa acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kecamatan Bone ke 13,”kata Ridwan Tohopi. Diungkapkan Ridwan, dirinnya telah membaca berita kompas yang diunggah (8/1/ 2023) tentang misteri gunung mereki yang ada di Desa Pelita Hijau garisan sama dengan aladi yang melintasi sungai bilungala. Dari hasil kejian bersama Pusat Studi Lingkungan UNUGo melalui citra satelit, bahwa pergeseran butiran pasir dan batu menginformasikan di
Kawasan gunung mereki mengalami tekanan gejala tektonik ringan dengan flut Sesar sebagai bidang
rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran material gunung tersebut ungkap Ridwan akan secara perlahan turun kedataran rendah, kemudia masuk melalui aliran sungai.
Sesar dengan ukuran besar terjadi akibat Gaya Tektonik yang ditimbulkan saat terjadinya pergerakan lempeng, seperti zona subduksi pada pertemuan dua lempeng tektonik antara Pelita Hijau dan Aladi. Lebih lanjut mantan Sekda Kabupaten Bone Bolango ini menjelaskan, secara alami, sesar gunung mereki atau patahan dapat terbentuk akibat adanya Gaya pada batuan (dapat berupa gaya yang menekan, gaya yang menarik, maupun kombinasi keduanya). Sehingga batuan tidak mampu lagi menahan Gaya tersebut.
“Ya, sampai saat ini daerah sesar gunung mereki masih aktif bergerak walaupun lambat, material gunung telah mendekati sungai bilungala. Jika gerakan sesar ini semakin cepat memungkinkan berdampak buruk bagi masyarat Desa Aladi dan Pelita Hijau termasuk desa sekitar.
Material yang bergerak mengandung unsur basah dan berbusa..Namun, belum diteliti apakah material tanah itu memiliki kandungan mineral lainnya,”tutup Ridwan Tohopi. (roy)












Discussion about this post