Gorontalopost.id – Gula merah produksi Gorontalo merambah pasar ekspor. Gula merah yang dikemas dalam bentuk gula semut / palm sugar, produksi petani Dulamayo, Kabupaten Gorontalo itu dipasarkan di Dubai, Uni Emirat Arab. Pengiriman perdananya, sebanyak 500 ton, dilepas Pj Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, Sabtu (14/8) dari halaman hotel Aston Gorontalo.
Selain merambah Dubai, palm sugar dari Dulamayo ini ternyata juga sudah diekspor ke Belanda dan Turki. Gula semut Gorontalo ini diproduksi dengan dua merek. Aren Go untuk pasar nasional serta merek Manembo Organik Palm Sugar untuk pasar internasional.
Kelompok tani huyula, Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga, yang merupakan Binaan UPTD KPH VI Pemprov Gorontalo, bekerjasama CV Manembo Aren selaku investor yang selama ini menjadikan gula merah Dulamayo ‘naik kelas’.
Peningkatan produksi gula semut dan terbukanya pasar ekspora tidak terlepas dari pembinaan, pendampingan dan pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Salah satunya dengan membangun rumah produksi gula aren dan mempromosikan dalam berbagai pertemuan nasional dan internasional.
“Beberapa pembeli sudah bekerjasama dengan kami diantaranya PT. Unilever Indonesia, Tbk PT. Daemeter Consulting, Steering Committee Tropical Landscapes Finance Facility (TLFF) dan PT. Lotte Mart Indonesia. Ada juga CV. Manembo Aren, Café “Temu” BSD – Tangerang Selatan, dan Mr. Baldwin, produksi Cokelat OTANAHA di Jakarta,” jelas Kepala Dinas DLHK Faizal Lamakaraka.
Berkembangnya usaha gula aren warga tersebut hingga bisa tembus ke pasar ekspor disambut baik oleh Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer. Menurutnya, ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi petani nira Gorontalo untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
”Bekerjasama dengan orang luar (negeri) yang perlu dijaga itu kualitas dan kuantitas. Jangan sampai permintaan sudah banyak, produknya asal – asalan. Jangan lakukan itu,” pesan Hamka.
Hamka berharap semakin banyak petani aren yang diberdayakan guna memenuhi kebutuhan pasar internasional. Ia menilai di Gorontalo banyak pohon aren namun belum dimanfaatkan dengan maksimal. Sebagian warga masih memanfaatkan nira untuk diproduksi sebagai minuman arak tradisional atau memproduksi gula aren batok dengan nilai ekonomis yang rendah. (tro)












Discussion about this post