Gorontalopost.id – Kasus baku tembak dua anggota Polri di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, mendapat tanggapan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. Ia menyebut kasus ini tidak bisa dibiarkan mengalir begitu saja, karena menilai banyak kejanggalan. Apalagi dari penilaianya, penjelasan Polri terkait kasus ini justru tidak jelas.
“Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya,” kata Mahfud dalam postingan di Instragramnya @mohmahfudmd, kemarin. Pernyataan Mahfud itu merespon banyaknya pertanyaan media kepadanya.
Mahfud kemudian menilai tepat dan mendukung tindakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, yang membentuk tim investigasi dan langsung dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. “Sudah tepat yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dengan membentuk tim investigasi yang terdiri orang-orang kredibel dan dipimpin oleh Komjen Gatot Eddy.
Itu sudah mewakili sikap dan langkah pemerintah sehingga Kemenkopolhukam akan mengawalnya,” ujarnya. Dirinya mengingatkan bahwa proses penyelesaian kasus ini mempertaruhkan nama baik Polri di hadapan masyarakat. Terutama setelah hasil survei yang menunjukkan lembaga negara ini memiliki citra yang baik selama setahun terakhir.
“Kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini, sebab dalam lebih dari setahun terakhir, Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik, sesuai hasil berbagai lembaga survei. Kinerja positif pemerintah berkontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan, serta penegakan hukum. Hasil survei terakhir Indikator Politik yang baru diumumkan kemarin misalnya mengatakan begitu,” terangnya. Dirinya juga meminta agar Polri melibatkan sejumlah instansi seperti Kompolnas dan Komnas HAM agar kasus ini terungkap secara terang.
“Sebagai Ketua Kompolnas, saya sudah berpesan kepada Sekretaris Kompolnas Benny J. Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu Polri membuat perkara menjadi terang. Perkembangannya bagus juga karena selain membentuk tim, Kapolri juga sudah mengumumkan untuk menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM guna mengungkap secara terang kasus ini,” pungkasnya.
Kasus ini menyedot perhatian, bukan hanya karena peristiwa saling tembak antar anggota Polri, Brigadir J dan Bharada E, yang mengakibatkan Brigadir J tewas, tapi peristiwa berdarah ini juga diduga dilatarbelakangi dugaan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (tro/net)












Discussion about this post