GORONTALO – GP – Festival revitalisasi sastra lisan legedo, menjadi salah satu upaya melestarikan bahasa Suwawa, yang penuturnya tak lagi banyak saat ini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, menggelar festival tersebut, yang diikuti peserta siswa SMP se Kabupaten Bone Bolango. Kegiatan yang dibuka Bupati Bone Bolango, Hamim Pou yang diwaliki Asisten Administrasi Umum, Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bone Bolango Marni Nasibu, S.Pd, M.Ap, berlangsung 16-17Juni 2022 di Hotel Maqna, Kota Gorontalo. Turut dihadiri, perwakilan pusat pengembangan dan perlindungan bahasa dan sastra, Devi Luthfiah, S. Pd.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Armiati Rasyid, mengatakan, festival revitalisasi sastra lisan legedo, sengaja digelar untuk siswa SMP, agar mereka kedepanya dapat terus melestarikan bahasa Suwawa, yang merupakan aset Provinsi Gorontalo. “Kegiatan festival ini selain menyebarluaskan informasi, yang paling utama ialah menambah jumlah penutur dalam Bahasa Suwawa,”ujar Armiati Rasyid. Termasuk, lanjut Armiati, festival revitalisasi sastra lisan legedo, merupakan implementasi model pengembangan sastra lisan legedo, yang telah dilakukan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, sejak tahun 2021. “Kami telah merancang cara agar dapat melestarikan bahasa Suwawa. Jadi kegiatan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo untuk dapat melestarikan bahasa Suwawa,”terangnya.
Dalam kesempatan itu, Asisten Administrasi Setda Kabupaten Bone Bolango, Marni Nasibu, S.Pd, M.Ap, mengapresiasi festival revitalisasi sastra lisan legedo. Pertama, kata Marni Nasibu, festival yang digelar jelas akan mampu melestarikan kebudayaan serta memelihara dan mengembangkan budaya Gorontalo, khususnya bahasa Suwawa. Bahasa Suwawa kata dia, dikenal juga dengan bahasa Bonda, atau bahasa Bone, yang kedepanya harus terus dilestarikan. “Generasi muda harus mengenal budaya ini, bahasa Suwawa atau bahasa Bonda tentunya harus dilestarikan,”ujarnya.
Kedua, lanjut Marni Nasibu, festival revitalisasi sastra lisan legedo, menandakan bahwa Gorontalo memiliki beragam budaya, yang telah dipublish melalui Kantor Penelitian Pusat Bahasa Provinsi Gorontalo. “Bahasa Suwawa merupakan salah satu aset negara, kekayaan Gorontalo, yang bisa kita jaga dan kembangkan, dari kegiatan ini kami terpanggil tentang bagaimana cara pelestarian kebudayaan daerah,”terangnya. Marni Nasibu juga menekankan, agar semua pihak punya kontribusi dalam memajukan dan melestarikan kekayaan budaya daerah. “Bukan hanya pelaku atau penikmat seni, tetapi untuk melestarikan budaya itu perlu komitmen bersama. Dan pemerintah daerah yang akan mengawal seterusnya,”tandasnya. (Mag-06)












Discussion about this post