Gorontalopost.id – Baru sebulan menjabat, Penjagub Gorontalo Hamka Hendra Noer, optimis bisa memulai pembangunan islamic center atau masjir raya Gorontalo, tahun ini juga. Hal ini disampaikanya saat menerima kunjungan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo, Selasa (14/6).
MASJID Raya menjadi pekerjaan rumah Pemprov Gorontalo, yang selama ini hanya sebatas perencanaan. Sebagai daerah mayoritas muslim dengan memegang falsafah hidup, adat bersendi syara, syara bersendi Alquran, sudah seharusnya Islamic Center menjadi prioritas pemerintah daerah.
DMI Gorontalo mendukung penuh upaya Hamka Hendra Noer merealisasikan Masjid Raya Gorontalo. “Kami dari DMI mendorong agar tanggal 5 Desember 2022 bertepatan dengan momentum ulang tahun Provinsi Gorontalo, pembangunan masjid raya ini mulai dilaksanakan,” ungkap Nelson.
Guna mendukung percepatan pembangunan tersebut, DMI Provinsi Gorontalo rencananya akan menggelar workshop atau seminar yang dijadwalkan pada bulan Juli mendatang bertepatan dengan peringatan tahun baru Hijriah. Nelson menjelaskan, workshop tersebut bertujuan untuk merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pembangunan masjid raya.
“Memang rancangannya sudah ada, tetapi banyak hal yang harus kita rumuskan bersama. Seperti kepanitiannya yang tidak hanya Pemprov Gorontalo saja, tetapi harus melibatkan kabupaten/kota dan masyarakat, demikian pula untuk penganggarannya. Prinsipnya kita harus keroyok bersama,” ujar Bupati Gorontalo ini.
Menanggapi hal itu, Penjagub Hamka Hendra Noer mengucapkan terima kasih kepada pengurus DMI Provinsi Gorontalo yang mendukung dan akan melaksanakan workshop pembangunan masjid raya. Menurutnya, untuk terwujudnya masjid raya Gorontalo membutuhkan partisipasi seluruh masyarakat.
“Pemprov Gorontalo mengupayakan pembangunannya bisa dimulai tahun ini. Tentunya butuh peran serta seluruh pihak, masyarakat, dan pemerintah kabupaten/kota.
Masjid ini selain menjadi pusat kegiatan ibadah, nantinya juga sebagai pusat peradaban umat Islam, apalagi Gorontalo dikenal sebagai Serambi Madinah yang memiliki filosofi Adat Bersendikan Sara dan Sara Bersendikan Kitabullah,” tandas Hamka. (tro)












Discussion about this post