Gorontalopost.id – Aleg Usman Hulopi kurang setuju, jika kemasan kopi Pinogu yang beredar saat ini. Masih lebih banyak menggunakan dialek bahasa luar.
Misalnya dari salah satu produk kemasan yang dia contohkan keawak media. Diakuinya bahwa masih banyak terlihat menggunakan dialek daerah tetangga ketimbang daerah asal. Bagi Usman persoalan ini justru termasuk bagian penting yang perlu diperhatikan.
Pasalnya meski terkesan hal kecil. Namun jika saja memilih menggunakan dialek atau bahasa daerah asal, malah akan lebih bernuansa kearifan lokal sehingga tidak secara langsung ikut peduli mengangkat dan memperkenalkan asal daerah kopi Pinogu.
Dia khawatir jika tulisan kopi Pinogu yang sudah kecil disalah satu produk itu malah semakin lama akan terancam menghilangkan identitas asal kopi Pinogu.
Untuk itu sebagai wakil rakyat dapil Suwawa cs Pinogu, Usman menyarankan agar kemasan produk kopi pinogu menggunakan bahasa Bonda(Bahasa Suwawa). Mengingat bahasa baginya adalah satu kebanggaan dan alat pemersatu.
” misalnya huruf dari tulisan komposisi 100 persen Kopi Pinogu itu kecil ketimbang tulisan dialek Manado ‘ Torang pe Kopi’. Saya khawatir sebentar nanti malah kopi pinogu akan hilang karena semakin kecil tulisannya.
Harusnya Brand Pinogu kita perlu pertahankan caranya kenapa kita tidak pakai bahasa Bonda. Kalau saya lebih condong usul pakai tulisan torang itu berarti Kopi Nato 100 persen kopi Pinogu, ” sarannya. (csr)












Discussion about this post