Gorontalopost.id – Pemerintahan di Kabupaten Gorontalo, sedang gempar. Dengan kabar pengunduran diri Sekretaris Daerah (Sekda) Hadijah U Tayeb. Birokrat perempuan yang sudah menempati jabatan panglima PNS lebih dari 10 tahun itu, akhir pekan lalu menyatakan mundur dari jabatan Sekda. Padahal, masa kerjanya masih setahun. Baru akan berakhir 2023 mendatang.
Ia mempercepat menanggalkan jabatan Sekda dibawah kepemimpinan Bupati Nelson Pomalingo, dengan mengirim surat pengunduran diri ke komisi aparatur sipil negara (KASN).
Pengunduruan diri Hadijah sontak mengundang spekulasi banyak pihak. Ada yang mengaitkannya dengan ketidakharmonisan hubungan kerja dengan Bupati Nelson Pomalingo. Apalagi, baru-baru ini, staf khusus bupati, Mansir Mudeng terang-terangan meminta Sekda agar segera diganti. Alasanya, Hadijah sudah terlalu lama menduduki DM 6 B.
Ditemui Gorontalo Post, di kediamannya, Ahad (20/2) kemarin, Hadijah U Tayeb, menepis semua spekulasi tentang alasanya mundur dari Sekda. Ia memastikan kabar ketidakharmonisan sama sekali tidak benar.
Sebab ia mundur, karena alasan kesehatan, serta ingin ada regenerasi dijajaran birokrat Kabupaten Gorontalo. Ia membenarkan telah mengirim surat pengunduran diri ke KASN, bahkan hadir langsung ke KASN, dan membeberkan alasan utamanya ingin mengakhiri jabatan Sekda.
“Saya itu minta dipindahkan pada jabatan eselon II yang lain, jabatan pimpinan pratama yang lain karena alasan kesehatan, bukan karena alasan yang lain,”ujar Hadijah kepada Gorontalo Post. Ia kembali menegaskan, jika hubunganya dengan Bupati Nelson Pomalingo sangat baik, pun begitu dengan Wakil Bupati Hendra Hemeto.
Tak hanya Nelson, dengan bupati dan penjabat bupati sebelumnya juga berlangsung baik.
“Dan memang saya dengan pak bupati hubungannya begitu baik, bukan hanya bupati ini. Tapi semua bupati baik itu definitif ataupun penjabat, bagi saya itu pimpinan dan saya loyal. Karena orientasi saya bukan jabatan. Orientasi saya tugas, karena saya merasa kondisi kesehatan saya mulai menurun, maka saya pilih untuk pindah jabatan,” tambah dia lagi.
Karena alasan kesehatan, Hadijah mulai mempersiapkan diri meletakkan jabatan Sekda sejak 2020, dan sudah disampaikan ke bupati per September 2021. Namun Bupati meminta Hadijah untuk tetap pada posisi Sekda hingga APBD 2021 selesai dan reformasi birokrasi tuntas.
“Nah setelah pelantikan eselon II itu saya sudah meminta agar ini diproses, tapi ternyata tidak bisa sekedar mengirim surat. Pihak KASN meminta saya harus datang langsung. Untuk menghindari pengunduran diri seperti ini, karena disebabkan oleh ketidaksenangan pimpinan atau ada penzaliman kepada saya. Makanya di 3 Februari, saya sudah datang dan menjelaskan, bicara langsung, dan saya menjelaskan ini murni karena masalah kesehatan, dan akhirnya diterima oleh pihak KASN,” ungkapnya.
Tentu bagi Hadijah tidak masalah jika bertahan hingga 2023 saat pensiun. Sebab sesuai aturan jabatan Sekda sudah diperpanjang hingga 2024. Hanya bagi Hadijah dalam hal ini,dirinya tak mau egois. Ia mundur agar terjadi regenerasi jabatan Sekda. Sekaligus memberikan ruang pada Sekda yang baru, untuk beradaptasi sebelum menghadapi pemilihan umum (Pemilu) serentak di 2024. Sehingga siapa pun yang nanti mengganti posisinya bisa mengemban amanah itu dengan baik. Harus bisa membentengi setiap kebijakan dengan aturan yang benar.
“Kalau saya berhenti di 2023, kasihan Sekda yang akan datang. Baru belajar sudah berhadapan dengan hajatan politik yang luar biasa. Saya sudah mengalaminya dua kali, dan itu butuh orang yang sudah menguasai jalannya pemerintahan. Harus menguasai anggaran dan program kegiatan di setiap OPD,”ujarnya. “Apalagi jika Sekda ditunjuk sebagai pelaksana tugas bupati, maka butuh penguasaan lebih. Karena itu, jika mundur sekarang. Sekda yang baru memiliki waktu untuk beradaptasi dengan tugasnya, sehingga Pilkada nanti stabilitas daerah terjaga. Ini alasan saya yang kedua,” beber Hadijah.
Selain itu, Ia juga mengaku siap memberikan dukungannya pada siapa saja yang bakal dipilih oleh bupati nanti. Bahkan Hadijah menyatakan siap untuk memberikan masukan, dan membuka ruang konsultasi jika dibutuhkan.
“Saya sudah siapkan kader yang banyak, dan semuanya kualifive, yang tahan banting, dan kinerjanya sudah teruji. Silakan bupati memilih. Dan saya pindah (posisi) tidak serta merta tugas saya tinggalkan, saya bisa bantu untuk Sekda yang baru. Sampai saya berakhir masa tugas saya selesai. Intinya saya mau daerah ini stabil dan aman,” pungkas Hadijah.
Hadijah U Tayeb bisa dikatakan Sekda terlama. Ia menempati posisinya sejak 2010 di masa kepemimpinan Bupati David Bobihoe. 5 tahun bersama David, kemudian kembali dipercaya untuk mendampingi pemerintahan Nelson Pomalingo dari 2016 hingga saat ini pada periode kedua. Saat periode pertama, Hadijah bahkan ‘merangkap’ wakil bupati. Sebab baru setahun jabatan Bupati-Wakil Bupati saat itu, jabatan wakil bupati harus kosong karena diberhentikan Meteri Dalam Negeri.
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, juga memastikan hubungan kerja bersama Hadijah Tayeb sangat baik dan harmonis. Ia bahkan mengakui kinerja birokrat senior itu.
“Selama ini saya dengan beliau nyaman, luar biasa beliau. Beliau perempuan tapi beliau memahami tugas beliau, kedua beliau bisa mengkoordinir semua ASN dan pejabat itu luar biasa. Sosok yang begitu hebat dan baik,” ujar Nelson.
Selama tujuh tahun bersama, Nelson tidak hanya merasa nyaman tapi menjadikan Hadijah ibarat tangan kanan yang dia percaya dalam mendampinginya menjalankan pemerintahan.
“Bayangkan dulu, saat saya tidak ada Wabup. Boleh dikatakan beliau Wabup. Kurang lebih 4 tahun, jadi beliau ini sudah jadi Wabup saya. Beliau juga tidak neko-neko, kapan saja saya tugaskan selalu siap,” tuturnya. Tidak heran jika Hadijah menjadi sosok yang sulit untuk dilepas oleh Bupati dua periode itu.
“Tapi saya senang dari beliau sudah menyampaikan pada saya, tidak ada konflik antara saya dan beliau. Tidak ada tekanan dari luar, dan ini sudah kami berdua bicarakan sejak setahun terakhir, sejak saya terpilih. Intinya tidak ada masalah, kedua ini prosesnya berjalan alamiah kemudian Insya Allah akan Job Bidding,” ujarnya.
Setelah resmi kosong, Bupati mengatakan mulai pekan ini pihaknya akan menunjuk tim seleksi Job Biiding yang independen.
“Saya yakin dengan pejabat-pejabat saya yang luar biasa. Mereka kader-kader yang bisa menempati posisi Sekda. Dan semua bisa ikut pelaksanaan Job Bidding yang terbuka. Bukan hanya kabupaten, tapi juga untuk umum. Yang penting memenuhi syarat yang ditentukan oleh tim seleksi independen,” beber bupati.
Terkait tim sendiri, Nelson memastikan timsel Sekda bakal diisi oleh orang-orang berkompeten. Dengan melibatkan akademisi, hingga unsur keuangan (BPKP), juga dari pemerintah provinsi.
“Insya Allah akan terpilih dengan baik,” pungkas Nelson. (Nat)













Discussion about this post