Gorontalopost.id, MALANG – Sebanyak lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) membuat krim anti jerawat berbahan dasar limbah kulit durian.
Krim anti jerawat tersebut mampu menghabat pertumbuhan jerawat hingga 18,1 mm. “Angka itu cukup besar, dibandingkan dengan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil hanya memiliki daya hambat sebesar 15,8 mm,” jelas Nur Khasanah, salah satu anggota tim.
Selain itu, kandungan kulit buah durian juga terdapat senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid. Menurut Nur, pengobatan jerawat dengan cara dioles lebih efektif dibandingkan dengan jenis pengobatan yang diminum. Oleh karena itu, dia dan timnya membuat krim berbahan kulit duren tersebut.
Demi mempercepat kinerja krim, Putri Ayu, anggota tim lain, mengatakan, timnya menggunakan teknologi bernama nanoemulsi.
“Dengan teknologi ini efek hidrasi bisa ditingkatkan, penetrasi obat cukup efektif. Selain itu teknologi lain yang digunakan adalah teknik mikrofluidisasi. Dengan teknologi ini tetap menormalkan temperature sistem dan memberi daya penetrasi yang lebih baik,” ucap Putri.
Terkait pembuatan krim, Putri memaparkan kulit durian yang dipotong tipis-tipis dioven terlebih dulu pada suhu 60°C selama 2×24 jam. Lalu dihaluskan dan diayak. Terkahir, dilakukan rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak kulit buah durian.













Discussion about this post