TOKYO – GP – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia diharapkan dapat mempertahankan optimisme di Olimpiade 2020 Tokyo. Diharapkan, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie dapat menjaga fokus terutama saat menyelesaikan babak eliminasi grup.
Anthony Sinisuka Ginting mencatatkan kemenangan atas atlet Komite Olimpiade Rusia, Sergey Sirant, 21-12 21-10 di Musashino Forest Plaza, Rabu (28/7) kemarin. Kemenangan itu membuatnya semakin kokoh sebagai juara grup J. Hasil ini harus membuat Anthony Ginting melaju ke babak 16 besar yang akan menghadapi Kanta Tsuneyama yang memimpin grup I.
Peraih medali perunggu Asian Games 2018 ini menguasai pertandingan sejak awal dan tidak memberikan celah pada Sirant untuk mengembangkan permainan. Ginting tak membuang banyak waktu dan mengakhiri perlawanan atlet Rusia dalam waktu 35 menit. “Pastinya pertama-tama saya mengucap syukur karena bisa bermain dengan baik dan tidak mengalami cedera. Itu yang paling penting. Saya juga senang bisa mengendalikan permainan sejak awal sampai selesai dan tetap mempertahankan fokus. Hal ini sangat penting karena di pertandingan berikutnya akan tambah ketat karena lawan juga semakin tangguh,” ujar atlet berusia 24 tahun ini usai pertandingan.
Di babak gugur, Ginting akan menghadapi atlet tuan rumah Kanta Tsuneyama, yang saat ini memimpin grup I. Kedua atlet ini sudah saling berhadapan sejak turnamen junior dan pertemuan terakhir terjadi di Kejuaraan Dunia 2018, yang dimenangkan oleh Tsuneyama.
Berada di peringkat lima dunia, Ginting lebih unggul daripada Tsuneyama yang duduk di peringkat 13. Tapi, bagi Ginting saat ini semua berada di posisi yang sama. “Terakhir kali kami melihat calon lawan di sini ya saat All England. Mungkin secara permainan tidak akan banyak berubah. Setiap atlet punya kelebihan dan kelemahan sendiri. Nanti saya dan pelatih akan melihat video permainan terakhir lawan dan dari situ saya bisa mendapatkan gambaran. Meskipun terakhir ketemu tahun 2018, pasti ada kelebihan yang harus diantisipasi dan kekurangan yang harus saya perhatikan. Ini menjadi catatan bagi saya untuk mempersiapkan diri,” kata Ginting.
Sebelumnya, Alan Budikusuma, peraih medali emas tunggal putra Olimpiade 1992 Bercelona, yakin Indonesia bisa lolos fase grup. Untuk pebulutangkis Jonatan Cristie ia berharap lebih cepat beradaptasi agar bisa mengatasi kondisi pertarungan demi melanjutkan kiprahya. Jojo sapaan Jonatan, yang kini berperingkat 7 dunia, sudah memiliki kepercayaan diri yang baik hadapi pemain mana pun. Ia pernah mengalahkan pemain papan atas, termasuk Kento Momota yang jadi andalan tuan rumah Jepang, dan Victor Axelsen (Denmark).
“Itu seharusnya jadi modal tersendiri, terlebih di ajang sebesar Olimpiade. Optimisme itu harus dipertahankan, tapi dengan kosentrasi dan tenang,” tukas Alan yang turut membawa Indonesia juarai Thomas Cup 1996 Hong Kong. Begitu pun Anthony, kata Alan, diharapkan cepat membaca situasi pertarungan. Dengan persiapan mumpuni. Di laga pertama Grup J, ia kantongi kemenangan atas Gergely Krausz (Hungaria) 21-13, 21-8. Kali ini ia akan berjibaku dengan Sergey Sirant (peringkat 77 dunia) yang berstatus refugee team IOC.
Di laga ini pun diharapan kiprah Anthony mulus sehingga menjejak fase final. “Kadang ada situasi yang tak terduga, dalam kondisi ini Anthony harus jaga emosi dan lebih sabar,” ujar peraih emas tunggal putra kejuaraan dunia 1993 di New Delhi, India itu.
Alan mengingatkan para pemain Indonesia jangan terjebak pada beban lantaran bulutangkis dipatok sebagai tambang medali emas. Melainkan mereka tetap konsentrasi pada strategi dan teknis yang sudah dipersiapkan bersama pelatih. Secara nonteknis, pemain harus benar-benar memahami latar belakang semua game plan yang disiapkan. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memupuk ketenangan dan mental sehingga menambah kesiapan saat memasuki arena.
Alan menyebut, pemain dengan tipe menyerang kadang bisa jadi lengah justru lantaran ia terlalu terpaku pada serangan dan merasa sedang pas dalam permianannya, terlebih saat hadapi lawan yang peringkatnya lebih rendah. Ketika tiba-tiba pertarungan jadi sulit, jadi kebingungan sendiri.
Dalam situasi tak terduga seperti itu, Alan mengingatkan agar pemain kembali fokus pada strategi pemainan sendiri. Di sini peran pelatih sangat diperlukan buat menenangkan asuhannya di saat jeda skor. “Pelatih juga harus jeli. Tapi, saya yakin itu jadi bagian dari persiapan mereka,” pungkas Alan.(nocindonesia/amr)












Discussion about this post