logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Ever Matematika

Jitro Paputungan by Jitro Paputungan
Monday, 29 March 2021
in Disway
0
Ever Matematika
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Oleh:
Dahlan Iskan

PENDUDUK desa di tepi Terusan Suez itu punya tebak-tebakan baru: apa saja isi kontainer di atas kapal Ever Given yang terdampar di dekat rumah mereka itu.

Sejak Selasa pagi lalu salah satu kapal terbesar di dunia itu menjadi warga baru desa ManshiyetRogola. Itulah desa yang berada di bibir Terusan Suez.

Selasa pagi lalu semua penduduk desa keluar rumah. Mereka lari ke pinggir Terusan Suez. Mereka mendongak sambil terkagum-kagum: begitu tinggi tumpukan kontainer di atas kapal itu.

Petugas desa melarang mereka merangsek terlalu dekat. Tapi kapal itu –saking besarnya–sudah seperti sedang parkir di halaman mereka.

Itulah desa terdekat dengan kapal yang buritan dan haluannya tertancap di bagian dangkal pinggiran terusan Suez, Mesir. Desa itu sangat miskin. Jalan-jalannya masih tanah berpasir. Persis tanah yang ada di tepi sungai buatan itu.

Mereka ada yang bermimpi: kalau satu saja kontainer itu diturunkan di desa itu, dan kontainer itu berisi kulkas, maka penduduk satu desa akan berkulkas semua.

Padahal di atas kapal itu terdapat 20.000 kontainer ukuran 40 feet.

Pun kalau penduduk diperbolehkan mengambil satu saja, mereka tidak akan bisa menurunkannya. Kontainer paling atas di kapal itu lebih tinggi dari pohon korma tertinggi yang ada di desa itu.

Sepanjang Selasa siang itu mereka terkagum-kagum akan besarnya kapal yang tertancap di desa mereka. Yang panjangnya 400 meter. Lebarnya 59 meter.

Dan ketika senja telah tiba kekaguman itu bertambah-tambah. Apalagi ketika hari mulai gelap. Tiba-tiba saja desa itu seperti bertetangga dengan kota besar metropolitan. Yang lampu-lampunya bergemerlapan. Begitu banyak dan terang lampu-lampu penerangan di kapal itu.

Saya pernah menikmati pemandangan seperti itu. Dulu kala. Di Samarinda. Ketika malam tiba saya sering duduk-duduk di tepi sungai Mahakam. Dari tepian sungai yang gelap itu kami memandang ke tengah sungai: begitu banyak kapal besar terapung di tengah sungai. Itulah kapal-kapal Jepang pengangkut emas hijau –kayu-kayu dari hutan Kaltim. Cahaya lampunya begitu gemerlapan. Apalagi banyak yang memantul di permukaan air Mahakam. Listrik kota Samarinda yang waktu itu begitu redupnya seperti diejek oleh cahaya kapal-kapal asing itu.

Yang di desa Terusan Suez itu kapalnya bukan lagi di tengah sungai. Tapi menempel di desa mereka. Besarnya pun bukan lagi seperti kapal besar di sungai Mahakam –tapi salah satu yang terbesar di dunia. Maka cahaya listrik di desa itu langsung terasa redup –dipelototi cahaya gemerlap dari atas kapal.

Sudah enam hari desa itu menjadi begitu indahnya. Indah yang memilukan. Maka betapa kembali sepinya desa itu nanti, ketika Ever Given berhasil diapungkan–lalu meneruskan perjalanan menuju Rotterdam, Belanda.

Tapi kapan?

Air pasang tinggi di malam NisfuSa’ban (bulan purnama di tengah bulan Ruwah) kemarin ternyata gagal dimanfaatkan. Dengan air pasang saja kapal itu tidak berhasil diapungkan. Berarti kapal ini tertancap agak dalam.

Padahal japal penarik juga sudah ditambah menjadi 14 buah. Masih bergeming. Kemampuan kapal sedot pasir 2.000 m3/jam juga belum ada artinya.

Maka tidak banyak lagi pilihan. Sudah saatnya ilmu matematika yang tampil ke depan.

Anggap saja draft (permukaan air sampai bagian terbawah kapal) sedalam 14,5 meter. Maka, para ahli perkapalan menghitung, draft itu perlu dikurangi 1 meter –menjadi 13,5 meter.

Untuk itu tidak ada cara lain: muatan kapal itu harus dikurangi.

Dikurangi berapa?

Untuk menaikkan draft 1 meter itu, menurut hitungan mereka, muatan yang harus diturunkan sebesar 23 juta kilogram. Atau 230.000 ton.

Ada tiga pilihan: cadangan air di kapal itu yang dibuang, atau bahan bakarnya, atau sebagian kontainer.

Yang menghitung itu bukan penduduk desa Rogola. Jadi, tidak ada niat, misalnya, agar ada kontainer yang diturunkan di desa itu.

Yang menghitung tersebut adalah para ahli –yang tidak sabar melihat ratusan kapal ikut tersandera. Mereka antre di belakang dan di depan Ever Given untuk bisa segera melintasi Suez.

Kalau muatan yang dikurangi adalah air, maka diperlukan membuang air 27.000 ton. Itu sama dengan air di 10 kolam renang ukuran Olimpiade.

Membuangnya gampang: buang begitu saja ke Laut Merah. Tidak akan ada yang marah.

Bagaimana kalau yang dibuang itu bahan bakarnya? Bisa. Lebih cepat: hanya perlu membuang 23.000 ton minyak solar. Membuangnya juga gampang. Banyak kapal lain yang mau jadi tempat pembuangan. Toh harga air tawar tidak jauh lebih murah dari harga solar –apalagi kalau air itu dibeli di pelabuhan.

Bagaimana kalau jumlah kontainernya yang dikurangi?

Maafkan wahai penduduk desa, mengurangi jumlah kontainer ternyata paling sulit. Dari mana bisa mendapat crane setinggi tumpukan kontainer itu.

Apalagi, untuk mengurangi draft 1 meter diperlukan mengurangi sebanyak 605 kontainer. Asumsinya: ukuran setiap kontainer adalah 2,4 mt x 12,2 mt x 2,6 mt. Total volume: 76,1 m3. Density kontainer itu 500 Kg/m3. Maka massa satu kontainer adalah 38 ton.

Kalau berat kapal yang harus dibuang adalah 23 juta kilogram, maka perlu mengurangi 605 kontainer.

Tidak ada alat pengangkat kontainer sebanyak itu. Satu-satu pilihan adalah diangkat pakai helikopter khusus. Setiap 30 menit bisa berkurang satu kontainer. Di taruh di pinggir terusan. Pekerjaan itu memakan waktu 7 hari.

Maka secara matematika, pilihan terbaik adalah membuang bahan bakar. Enam hari lagi Ever Given akan kembali mengapung. Agar kapal lain yang sudah menunggu lebih 10 hari bisa bergerak.

Ayo kita tebak: cara mana yang akhirnya berhasil mengapungkan kapal Jepang yang disewa Taiwan itu. Yang berangkat dari Shenzhen untuk tujuan Amsterdam itu.

Kalau pun Ever Given berhasil diapungkan, persoalannya tidak akan tenggelam. Otoritas Terusan Suez mulai menyuarakan: ada masalah teknis dan manusia di drama Suez ini. Tidak akan mudah mencari kambing hitam di negeri kambing –Mesir itu.(*)

Tags: Catatan DahlanDahlan IskanDiswayEver Matematikagorontalogorontalo postkabar gorontaloTerusan Suez

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Bom Katedral Makassar, Kepala Pelaku ‘Talempar’ di Atap

Bom Katedral Makassar, Kepala Pelaku 'Talempar' di Atap

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.