Gorontalopost.co.id, BONE BOLANGO –- Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) KNPI Suwawa, sukses menyelenggarakan agenda Bedah Buku berjudul ‘Senja Berlalu’ karya Apris, seorang penulis muda Gorontalo.
Kegiatan yang berlangsung di Warkop Taman Kuliner, Center Point, Bone Bolango, pada Minggu malam (21/12/2025) dirancang sebagai wadah untuk memantik semangat berkarya bagi pemuda di Gorontalo.
Dalam pemaparannya, Apris menjelaskan, buku ini lahir dari semangat untuk membuka jalan bagi penulis buku yang berisikan ungkapan puitis di Gorontalo. Ia menekankan bahwa sebuah karya nyata jauh lebih berharga daripada sekadar kata-kata tanpa tindakan. Untuk menjaga kualitas tulisannya, Apris membagikan tips disiplin yakni dengan menjaga fokus total saat menuangkan ide.
“Saya ingin memotivasi teman-teman pemuda. Menjadi orang itu bukan sekadar berkata-kata, tapi bagaimana mewujudkan karya nyata. Menulis harus fokus, dari kepala turun ke hati lalu dituangkan,” ujar Apris.
Agenda yang diinisiasi KNPI Suwawa ini turut menghadirkan narasumber berkompeten. Umar Karim, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo selaku narasumber yang menyoroti relevansi buku ini dengan dinamika emosional anak muda zaman sekarang.
“Buku Senja Berlalu ini sebenarnya bicara tentang cinta orang yang susah move on. Ini menjadi refleksi sekaligus spirit bagi anak-anak muda agar tidak selalu terjebak pada masa lalu, tetapi tahu kapan saatnya merubah diri dan melangkah maju,” ungkap Umar Karim.
Selanjutnya, sejalan dengan hal itu, Dr. Robby Hunawa, M.Si., seorang akademisi dari Universitas Gorontalo, menilai karya Apris sebagai bentuk ekspresi batiniah yang jujur dan inspiratif. Ia menyebut perjalanan batin yang dituangkan dalam buku ini sangat layak menjadi bahan refleksi bagi kalangan remaja.
Apresiasi juga datang dari Tika Santika, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Gorontalo yang hadir sebagai peserta. Ia mengaku sangat tertarik membaca buku tersebut karena merasa isinya sangat mewakili perasaan pribadinya. “Ternyata setiap perasaan hati bisa dicurahkan menjadi puisi yang indah. Isinya sangat relevan dan puisinya bagus-bagus,” tuturnya.
Melalui kegiatan bedah buku ini, Apris berharap sinergi antara penulis dan organisasi kepemudaan seperti KNPI dapat terus berlanjut. Ia juga membocorkan rencana peluncuran buku berikutnya berjudul ‘Suara Tak Didengar’ pada 2026 mendatang yang akan mengulas isu sosial, budaya, dan sejarah. (MG-10)













Discussion about this post