gorontalopost.co.id – Di tepian Jln Desa Pentadio Barat, Kecamatan Telaga Biru, seorang wanita berdiri dengan sabar di balik tumpukan kotak-kotak karton yang menjanjikan cahaya di langit malam. Dialah Hapsa Matiu (40), perempuan yang sejak 27 November lalu telah setia menjemput peruntungan di bawah langit sore Kabupaten Gorontalo.
Namun, musim perayaan kali ini terasa sedikit lebih sunyi bagi kantongnya. Pendapatan menurun menjadi tajuk utama dalam kesehariannya akhir-akhir ini. Jika tahun lalu ia bisa tersenyum lebar membawa pulang Rp300.000 hingga Rp500.000 setiap hari, kini Hapsa harus berjuang ekstra keras hanya untuk menyentuh angka Rp50.000 sampai Rp70.000.
Penyebabnya bukan karena warga kehilangan minat pada kemeriahan, melainkan karena lapak penjual petasan dan kembang api yang kini tumbuh bak jamur di musim hujan. “Tahun lalu penjual belum sebanyak ini. Sekarang, di setiap sudut jalan sudah ada yang berjualan. Persaingannya benar-benar ketat karena pedagang musiman sudah membludak,” ujar Hapsa saat ditemui di sela kesibukannya, Selasa (23/12/2025).
Meski pasar kian sesak, lapak Hapsa tetap menawarkan variasi yang lengkap. Mulai dari petasan kecil seharga Rp3.000 untuk anak-anak, hingga kembang api premium seharga Rp200.000 yang sanggup mengubah kegelapan menjadi pesta cahaya.Mulai memajang dagangannya tepat pukul 15.00 WITA, Hapsa setia menanti pembeli hingga jam menunjukkan pukul 20.00 WITA. Di tengah deru mesin kendaraan dan bisingnya persaingan harga, ia tetap tampil tenang.
Baginya, kembang api yang ia jual adalah simbol harapan, dan ia menerapkan filosofi itu pada hidupnya sendiri. “Memang jauh sekali bedanya dengan tahun lalu. Tapi saya tidak khawatir. Saya percaya rezeki itu tidak akan pernah tertukar alamatnya. Tuhan sudah mengatur porsi masing-masing penjual di sini,” ucapnya dengan nada tulus yang menyejukkan.
Di bawah lampu jalan Pentadio Barat yang mulai menyala, Hapsa Matiu terus bertahan. Ia membuktikan bahwa meski pendapatan menurun, keyakinan hati justru semakin menguat di tengah gempuran persaingan zaman. (mg-11)













Discussion about this post