Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Keberhasilan RSUD Aloe Saboe Kota Gorontalo melakukan operasi bedah jantung terbuka perdana menjadi tonggak penting dalam upaya mengurangi ketimpangan layanan kesehatan di Provinsi Gorontalo. Pasalnya, selama ini pasien jantung dari Gorontalo harus dirujuk ke luar provinsi dengan biaya dan risiko tinggi.
Pasien pertama yang menjalani operasi dilaporkan dalam kondisi stabil pascaoperasi. Keberhasilan ini sekaligus menunjukkan kesiapan Gorontalo menghadirkan layanan medis berteknologi tinggi yang sebelumnya hanya tersedia di kota-kota besar.
Hal inipun mendapatkan apresiasi dari Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang menegaskan bahwa penyediaan layanan bedah jantung terbuka di setiap provinsi merupakan kebutuhan mendesak, mengingat penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
“Angka kematian akibat penyakit jantung mencapai sekitar 264 ribu orang setiap tahun. Tanpa pemerataan layanan, masyarakat di daerah akan terus dirugikan,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Senin (15/12/2025).
Lanjut dirinya mengungkapkan, sebelumnya layanan bedah jantung terbuka hanya tersedia di sembilan provinsi, sehingga banyak pasien terlambat mendapatkan penanganan. Saat ini, layanan tersebut telah berkembang ke 30 wilayah, meski masih terdapat beberapa provinsi yang belum terjangkau.
Untuk itu, kehadiran layanan ini di Gorontalo dinilai sebagai langkah strategis untuk menekan angka rujukan keluar daerah, sekaligus mempercepat penanganan kasus jantung yang bersifat darurat.
“Komitmen kepala daerah sangat menentukan keberhasilan program ini. Apa yang dilakukan Gorontalo sejalan dengan program nasional Presiden Prabowo Subianto, yaitu memperkuat layanan kesehatan rujukan dan memastikan masyarakat di daerah mendapatkan pelayanan medis berkualitas,” tambahnya
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo menyebut pembukaan layanan ini sebagai bagian dari kewajiban rumah sakit rujukan provinsi, sesuai kebijakan nasional. Namun demikian, tantangan ke depan masih besar, mulai dari pemenuhan alat kesehatan, kesiapan SDM medis, hingga keberlanjutan layanan agar tidak berhenti pada operasi perdana semata.
Namun, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menegaskan bahwa pemerintah akan terus melengkapi sarana dan prasarana pendukung agar layanan bedah jantung terbuka dapat diakses secara berkelanjutan oleh masyarakat.
“Ini program yang sangat cepat terealisasi. Baru bulan Maret kami bertemu dengan Pak Menteri, dan hari ini hasilnya sudah kita lihat bersama. Karena itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo akan terus mendukung penuh program ini,” ujar Gusnar.
Selain itu, Gusnar menambahkan bahwa skema pembiayaan melalui BPJS Kesehatan masih akan dipastikan dalam waktu dekat. Ia menyebut, Pemerintah Provinsi Gorontalo akan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Namun dirinya berharap layanan bedah jantung terbuka ini masuk dalam daftar pembiayaan BPJS agar masyarakat benar-benar terlayani dan terlindungi. “Kita lihat daftarnya harus masuk untuk bedah jantung terbuka ini, supaya masyarakat bisa terayomi dan bisa terlayani dengan baik,” pungkasnya.
Pada operasi perdana ini, dua pasien asal Gorontalo telah menjalani tindakan bedah dan masih dirawat intensif di ruang pascaoperasi RSUD Aloe Saboe. Keduanya dilaporkan stabil dan terus dalam pemantauan tim medis.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi awal pemerataan layanan kesehatan spesialistik di Gorontalo, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan akses pelayanan jantung yang cepat, dekat, dan terjangkau. (Tr-76)












Discussion about this post