Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Masjid Raya Gorontalo Islamic Center yang diinisiasi Yayasan Islamic Center Gorontalo mulai dibangun, ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan oleh Gubernur Gusnar Ismail, dan Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie di Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Jumat 12 Desember 2025 atau Jumadil Akhir 1447 Hijriah, tepat dihari ulang tahun Gubernur Gusnar Ismail. Pembangunan Masjid Raya Gorontalo membutuhkan lahan kurang lebih 40 hektare, saat ini yang telah tersedia seluas 1,6 hektare.
Ketua Yayasan Islamic Center Gorontalo, Wahyudin Katili, menyebutkan, pembangunan Masjid Raya akan berada dalam kawasan seluas 40 hektar. Selain Masjid Raya sebagai bangunan utama, di dalam kawasan itu juga akan dibangun sejumlah fasilitas penunjang, seperti pusat dakwah, destinasi wisata, sport center, serta area UMKM.
“Untuk lahan awal yang sudah dibebaskan saat ini seluas 1,6 hektar yang menjadi lokasi peletakan batu pertama, terdiri dari sembilan persil dan sudah kami sudah bayarkan senilai Rp2.035.479.000. Dari sembilan persil lahan ini, satu persil dibayarkan langsung oleh donatur,” jelas Wahyudin.
Setelah peletakan batu pertama, tahapan pembangunan GIC selanjutnya adalah review detail engineering. Tahapan ini diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih tiga sampai empat bulan ke depan, dan selanjutnya akan masuk ke tahapan konstruksi.
Pada peletakan batu pertama, prosesi diawali dengan upacara adat Momayango yang dipimpin oleh Kadi Kota Gorontalo KH. Abdul Rasyid Kamaru bersama pemangku adat Uduluwo Limo lo Pohalaa.
Momayango merupakan ritual adat Gorontalo yang bertujuan menentukan titik utama fondasi sebelum mendirikan bangunan baru, yang melambangkan harapan akan keabadian dan keberkahan.
“Alhamdulillah pagi ini kita akan memulai sebuah pekerjaan besar untuk membangun masjid raya yang sudah lama diaspirasikan oleh seluruh masyarakat Provinsi Gorontalo. Pekerjaan yang sudah pernah digagas, dipikirkan, dan direncanakan oleh para gubernur sebelum saya. Insya Allah akan berjalan lancar dan memperoleh dukungan seluruh masyarakat, utamanya rida Allah SWT,” kata Gusnar.
Gubernur menyampaikan lokasi pembangunan Masjid Raya saat ini strategis, beradap pada segitiga emas yang terkonsep pada tiga daerah yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo.
Menurut dia, kehadiran Masjid Raya Gorontalo pastinya akan menarik pertumbuhan ekonomi, sosial budaya dan kemasyarakatan, tak terkecuali menjadikan kawasan atau sekitar Masjid Raya sebagai wilayah investasi pontensial. “Pengembangan wilayah agar di tiga kabupaten kota bisa berkembang pesat,” tegasnya.
Gusnar menyampaikan, target pembangunan masjid Raya ini diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 2 hingga tiga tahun kedepan sebab sumber pembiayaan berdasarkan donasi dari masyarakat dan semua pihak.
Biaya pembangunan Masjid Raya menurut Gusnar bersumber dari infaq dan sedekah seluruh masyarakat Gorontalo. Untuk memudahkan masyarakat menyalurkan infaq dan sedekah, pihak Yayasan Islamic Center telah membagikan kode batang (barcode) QRIS, yang secara resmi diluncurkan Gubernur Gusnar Ismail pada prosesi peletakan batu pertama

. QRIS atas nama Yayasan Islamic Center menerima donasi maksimal Rp10 juta. Infak di atas nominal tersebut bisa dilakukan dengan cara transfer. “Saya secara resmi membuka media infak, sedekah, dan hablumminallah untuk semua masyarakat demi kelangsungan pembangunan masjid raya ini. Saya tegaskan bahwa pendanaan dan pembiayaan pembangunan masjid ini sepenuhnya bersumber dari donasi seluruh rakyat di Provinsi Gorontalo,” kata Gusnar.
Gusnar menambahkan, Pemerintah Provinsi Gorontalo akan menggalakkan kembali sedekah harian bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di setiap organisasi perangkat daerah yang sudah diinisiasi oleh gubernur sebelumnya. Menurutnya, langkah ini sebagai wujud kebersamaan untuk mempercepat proses pembangunan masjid raya Gorontalo.
“Dukungan gubernur bukan segalanya dalam penyelesaian pembangunan masjid ini, tetapi semuanya butuh kebersamaan kita. Oleh karena itu mulai hari ini kita lanjutkan dan buka kembali kesempatan berinfak dan bersedekah bagi ASN dan seluruh masyarakat,” tutur Gusnar.
Berdasarkan laporan Ketua Yayasan Islamic Center Gorontalo, Wahyudin Katili, total infak dari ASN dan masyarakat yang sudah terkumpul selama ini dan masuk ke rekening mencapai Rp3.059.699.900. Dana tersebut sudah digunakan untuk membayar pembebasan lahan seluas 1,6 hektar senilai Rp Rp2.035.479.000, dan saldo akhir saat ini Rp1.031.606.900.
Sementara itu melalui akun Instagram gorontaloislamiccentre, pihak yayasan mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap pemalsuan dan penipuan dalam penggunaan QRIS.
Masyarakat diminta untuk memastikan QRIS yang dipindai saat menyalurkan infak merupakan nama Yayasan Islamic Center Gorontalo di Bank Muamalat dengan nomor rekening 8120-999-999. (tro)











Discussion about this post