Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Mahasiswa Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), akan meluncurkan seri buku panduan budaya lokal Gorontalo. Inisiatif ini menjadi langkah kreatif dalam mengenalkan kekayaan budaya daerah kepada pembelajar asing maupun masyarakat luas.
Seri buku ini merupakan hasil proyek pembelajaran yang dibimbing oleh dosen pengampu, Puspita Dian Agustin, terinspirasi dari buku saku BIPA Kemendikbud yang berfokus pada budaya Jakarta.
Mahasiswa kemudian menggagas versi lokal yang relevan dengan budaya Gorontalo, mengingat belum banyak referensi praktis yang tersedia dalam format serupa. “Kita tidak membuat buku saku serupa, tetapi berfokus pada budaya Gorontalo,” ujar Puspita, menceritakan awal mula ide tersebut.
Adapun seri buku yang diluncurkan meliputi tema-tema seperti Pakaian Adat Gorontalo, Budaya Makanan Khas Gorontalo, serta seri Tujuh Hari Pertama di Gorontalo yang membahas budaya sapaan, sikap, dan kerajinan tangan.
Menurut Puspita, buku ini tidak hanya ditujukan bagi mahasiswa BIPA, tetapi juga siapa saja yang ingin memahami budaya Gorontalo secara cepat dan praktis. Salah satu bagian menarik dalam buku Memahami Budaya Sapaan di Gorontalo, misalnya, memberikan panduan interaksi sosial bagi pendatang baru.
Puspita menyebut proyek ini telah mendapat dukungan dari Prof. Gatut, Guru Besar Manajemen Pendidikan BIPA sekaligus Ketua Asosiasi Pengelola Program BIPA (APP BIPA) Pusat. “Insya Allah buku ini akan diterbitkan secara resmi karena didukung langsung oleh Prof. Gatut yang merupakan pakar dalam bidang ini,” ungkapnya optimis.
Salah satu mahasiswa BIPA yang terlibat, Zia, mengungkapkan bahwa proses penulisan buku dilakukan secara kolaboratif, dimulai dari pemilihan topik, pengumpulan materi, penyusunan rubrik evaluasi, hingga penerjemahan ke dalam bahasa Inggris. “Meskipun kami punya tugas masing-masing, kerja sama sangat penting agar prosesnya berjalan lancar,” ujarnya.
Zia berharap buku ini dapat menjadi referensi bermanfaat bagi pemelajar BIPA dan terus dikembangkan ke depan. “Buku ini masih punya banyak ruang untuk diperluas agar bisa menjadi referensi standar buku ajar,” tutupnya.
Keberhasilan proyek ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNG serta menjadi langkah konkret dalam pelestarian dan promosi budaya Gorontalo kepada dunia internasional.(Mg-04)












Discussion about this post