Gorontalopost.id, GORONTALO – Secara fiskal, Gorontalo masih belum mandiri. Tingkat ketergantungan dari tranfer dana pusat, sangat tinggi.
Padahal, banyak sektor yang bisa mendorong daerah ini berkembang dan mandiri secara ekonomi, salah satunya adalah Pemda harus serius menggenjot pendapatan asli daerah (PAD), dan membuka keran investasi seluas-luasnya.
Kementerian Keuangan melalui Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb Gorontalo, pada diseminasi Kajian Fiskal Regional dan Konferensi Pers APBN lo Hulonthalo Periode Realisasi sampai dengan 29 Februari 2024, Rabu (27/3) di kantor Kanwil DJPb Gorontalo, menyebutkan performa APBD di Gorontalo masih didomonasi komponen pendapatan transfer pemerintah pusat.
Tahun ini, realisasi pendapatan APBD Provinsi Gorontalo sampai dengan Februari 2024 berdasarkan data Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI) mencapai Rp 854,62 Miliar, dimana 82,90 persen dari total pendapatan adalah hasil transfer pemerintah pusat.
Sedangkan untuk belanja daerah yang teralisasi sampai Februari 2024, sebesar Rp 575,66 Miliar, yang didominasi komponen belanja oprasi sebesar 95,59 persen dari total belanja daerah.
Kepala Kanwil DJPb Gorontalo, Adnan Wimbyarto, mengatakan, guna mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer dari pusat, selain melalui optimalisasi peningkatan PAD, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja daerah melalui berbagai upaya, diantaranya melakukan perencanaan dan penganggaran yang matang, melakukan prioritas program dan kegiatan, melakukan efisiensi pengadaan barang dan jasa, dan meningkatkan pengawasan dan pengendalian belanja.
Ia mendorong inovasi pemerintah daerah, misalnya dalam optimalisasi peningkatan PAD melalui berbagai sektor. Seperti pariwisata. Ia melihat sektor pariwisata di Gorontalo tak kalah menarik dengan daerah lain, namun belum terkelola dengan baik.
“Kita mendorong pariwisata di daerah ini, tidak hanya lokalan saja, tapi word tourism,”kata dia. Caranya dengan terus melakukan promosi, dan penataan akses pariwisata.
“Di Morotai, setiap tahun Pemdanya mendatangkan Anang dan Ashanti (pasangan selebriti) untuk mengesplore tempat itu. Sehingga makin dikenal, dan orang-orang datang ke tempat itu,”ujar Adnan mencotohkan.
PERFORMA APBN
Sementara itu, Adnan Wimbyarto juga menguraikan tentang performa APBN di awal tahun 2024. Ia mengatakan, pendapatan negara mencapai Rp 393,1 T (14,03% dari target APBN 2024) dan belanja negara mencapai Rp374,32 T (11,26% dari target awal APBN 2024).
Realisasi APBN sampai dengan 29 Februari 2024 mencatatkan adanya surplus sebesar Rp18,79 T dengan keseimbangan primer sebesar Rp87,76 T.
Sedangkan, kinerja APBN di lingkup Provinsi Gorontalo hingga 29 Februari 2024, disebutkan, pada isi pendapatan negara mencapai Rp 199,4 Miliar atau terealisasi 24,59 % dari target, capaian ini naik 53,37 % (yoy), dengan rincian penerimaan perpajakan sebesar Rp 117,4 Miliar dan PNBP sebesar Rp 81,9 Miliar.
Sementara itu dari sisi belanja, telah terealisasi Rp1.708,3 Miliar atau 13,31% dari pagu. Capaian realisasi ini naik 38,89 % (yoy).
Total belanja tersebut terdiri atas realisasi belanja KL sebesar Rp 670,38 Miliar dan TKD sebesar Rp1.037,9. Berdasarkan pendapatan dan belanja tersebut maka diperoleh defisit APBN di Gorontalo sebesar (Rp 1.508,96 Miliar).
Salah satu bentuk pengeluaran pemerintah yang berdampak langsung kepada masyarakat adalah terkait dengan belanja untuk perlindungan sosial.
Pada awal tahun 2024, terdapat 3 jenis belanja yang telah disalurkan meliputi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT), dan Bantuan Atensi Yatim Piatu(YAPI) dengan total belanja perlinsos di Gorontalo sampai Februari 2024 sebesar Rp 82,81 Miliar.
Pencairan BPNT dan PKH ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan jaminan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dengan adanya antuan ni, diharapkan dapat membantu meringankan beban ekonomi Keluarga Penerima anfaat (KPM), khususnya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan dasar lainnya.
Sedangkan Bantuan Atensi Anak Yatim Piatu(YAPI) merupakan Bansos yang secara khusus untuk generasi penerus bangsa yang orang tuanya telah meninggal dunia, agar terhindar dari kerentanan seperti keterlantaran, kekerasan, atau eksploitasi anak. (tro)











Discussion about this post