Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di aula rumah jabatan Gubernur, Jumat (22/3). Rapat yang dihadiri para pejabat lintas sektor sebagai tindaklanjut kunjungan Pj Gubernur Ismail ke pasar pasar tradisional sehari sebelumnya, terkait dengan kondisi inflasi di daerah.
DIJELASKAN Ismail merujuk data BPS Provinsi Gorontalo, sebanyak 10 komoditas yang perlu perhatian penyebab inflasi daerah yakni beras, bawang merah, rokok serta nasi dan lauk.
Ada juga pisang, daun bawang, bawang merah dan bawang putih, kue basah, telur, ayam serta gula pasir. “Untuk Kabupaten Gorontalo mencakup beras, bawang merah dan daun bawang,” beber Penjagub.
Hal lain yang menjadi perhatian Penjagub Ismail yakni perbedaan tingkat inflasi yang tinggi antara Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo. Kabupaten Gorontalo secara y-on-y mencapai 5,31 persen dengan inflasi (m-to-m) 1,27 persen.
Sementara Kota Gorontalo inflasi (y-on-y) 1,90 persen dan inflasi (m-to-m) 0,99 persen. “Beras menjadi komoditas terbesar yang berkontribusi terhadap inflasi. Ini perlu menjadi perhatian bersama bagaimana harga beras bisa turun. Kita harus intervensi dengan program subsidi beras dan program dari Bulog,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Gorontalo Munafri Syamsudin menjelaskan, stok beras Bulog hingga 22 Maret 2024 masih ada 900 ton untuk kebutuhan penyaluran bantuan pangan sebesar 1.400 ton. Stok ini diharapkan bisa segera disalurkan kepada masyarakat dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Kamis (21/3) Pj Gubernur Ismail Pakaya, meninjau pelaksanaan pasar murah dan harga-harga bahan pokok yang ada di Pasar Tradisional Limboto, pada Kamis (21/3) pekan lalu.
“Hari ini saya bersama pimpinan-pimpinan OPD, dengan pak bupati serta didampingi Kepala BI Gorontalo meninjau langsung kondisi di Pasar Kayu Bulan Limboto. Melakukan pemantauan terhadap harga-harga, sekaligus memastikan program subsidi beras yang dilaksanakan Pemprov berjalan semestinya,” jelasnya.
Besar harapan Ismail dengan adanya program subsidi pemerintah, harga beras dapat dijangkau semua kalangan masyarakat. Sehingga, daya beli dapat meningkat.
Dalam kunjungannya juga mendatangi satu per satu pedagang bahan pokok yang ada di pasar tersebut guna memantau harga-harga komoditi.
Dari hasil pantauan langsung, terdapat beberapa komoditi yang mengalami kenaikan, ada juga yang harganya stabil dan sudah cenderung melandai.
“Bawang putih itu mengalami lonjakan harga dikisaran Rp60.000 per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp40.000 saja. Jadi, ada lonjakan sekitar Rp20.000. Sementara untuk beberapa pangan yang lain seperti minyak goreng harganya masih cenderung stabil di harga Rp20.000 per liter. Tadi juga ada cabai yang kita cek, alhamdulillah sudah cenderung melandai dengan Rp25.000 saja per kilogram,” tuturnya.
Diketahui, subsidi beras yang diberikan Pemprov kepada pedagang sebesar Rp2.500 per kilogram. Subsidi tersebut akan berlangsung sejak hari ini hingga bulan depan dan diberikan kepada pedagang-pedagang yang ada di Pasar Central Gorontalo dan Kayu Bulan Limboto. (tro)











Discussion about this post