Gorontalopost.id – Adat dan budaya wajib untuk dilestarikan. Sebab, hal itu dapat mewujudkan insan yang beradab. Hal ini sebagaimana disampaikan Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, ketika diwawancarai sejumlah wartawan usai menghadiri satu dasawarsa berdirinya Dewan Adat Gorontalo atau disebut dengan Duango Adati lo Hulothalo, Ahad (5/3/2023) di Rumah Adat Dulohupa, Kota Gorontalo.
“Beradab berarti kita harus melestarikan adat, tak pernah ada bangsa yang beradab jika meninggalkan adat, kita tidak boleh meninggalkan nilai-nilai adat yang telah diletakan secara asasi oleh leluhur kita,” ucap Marten.
Marten mengatakan, di era yang semakin maju dan berkembang, adat dan budaya mulai terabaikan. Untuk itu, lanjut Marten, dirinya berharap kepada dewan adat Gorontalo agar terus berjuang melestarikan adat dan budaya lewat program dan kegiatan yang ada.
“Permasalahan di era yang sudah modern seperti sekarang ini, sudah banyak anak muda yang tidak lagi perduli dengan adat di Gorontalo. Tapi, itu juga tidak boleh disalahkan begitu saja kepada mereka, tanpa ada pemahaman yang utuh tentang adat budaya Gorontalo. Maka dari itu, kami sangat berharap dewan adat Gorontalo dapat terus melakukan upaya-upaya yang bisa melestarikan adat dan budaya kita,” ucapnya.
Bagi Marten, dalam melestarikan adat dan budaya, yang perlu dilakukan dan dikembangkan adalah tiga nilai yang hakiki. Yaitu, nilai-nilai dasar, nilai-nilai instrument, dan nilai-nilai praksis.
“Nilai-nilai dasar tidak boleh berubah, apa yang telah ditanamkan para leluhur kita itu yang harus dipelihara, dewan adat hanya sebagai nilai instrument, alat untuk mencapai dalam rangka melesetraikan nilai tersebut. Jangan sampai nilai instrument ini menghancurkan nilai-nilai dasar yang telah dibangun oleh leluhur kita,” sambungnya.
Pada acara peringatan satu dasawarsa, Dewan Adat Gorontalo turut menggelar acara peresmian sebuah monumen. Bagi Marten, monumen yang diresmikan sangat penting untuk menjaga daya ingat masyarakat tentang adat dan budaya Gorontalo.
“Tokok-tokoh yang tertulis di monumen ini adalah tokoh-tokoh yang merintis dewan adat Gorontalo. Oleh karena itu sebagai orang yang diberi gelar adat oleh pemangku adat, saya menyampaikan apresiasi, rasa syukur, dan ucapan trerima kasih atas inisiatif yang dilakukan dewan adat yang dimotori oleh pak Abdullah Gobel dan pak Alim Niode, sehingga bisa berdiri monumen ini,” tandasnya.
“Kami dari Pemerintah Kota Gorontalo mendukung sepenuhnya kegiatan ini, mudah-mudahan akan memberikan pencerahan bagi kita semua, bahwa dewan adat sangat dibutuhkan untuk menopang kokoh berdirinya adat di Gorontalo,” sambung wali kota dua periode itu. (rwf)












Discussion about this post