Gorontalopost.id – Pemerintah serius menggenjot penurunan stunting, pelibatan seluruh stakeholder dilakukan agar bersama-sama melakukan penanganan stunting, seperti pelibatan tokoh agama.
Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah Untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting, berlangsung Kamis (6/10) di istana Wapres, Jakarta, dihadiri Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.
Acara yang berlangsung hybrid ini menghadirkan, Ka Kanwil Kemenag, ketua pokja penyuluh agama dari 12 provinsi prioritas percepatan penurunan stunting, pimpinan ormas Islam, penyuluh agama, Da’i, dan Da’iyah.
Wapres Ma’ruf Amin mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia akan menyambut puncak bonus demografi dimana penduduk produktif diprediksi akan mencapai dua kali lipat daripada penduduk usia anak dan lanjut usia. Namun di tengah peluang tersebut, Indonesia masih dibayangi fenomena stunting yang berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat satu dari empat balita Indonesia masih mengalami stunting.
Kata dia, stunting berpotensi mendatangkan efek berlipat karena menggangu perkembangan otak anak hingga mengancam raihan produktifitas ketika dewasa kelak. Artinya stunting bukan hanya sekedar isu kesehatan melainkan masalah kemanusian yang dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara.
“Pemerintah secara agresif telah mengambil langkah penanganan stunting untuk mencapi target stunting 14 persen pada 2024. Dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas dan terpenting kerja kolaborasi. Karena kerja berjamaah semua pihak termasuk partisipasi aktif dari penyuluh agama, Da’i, dan Da’iyah,” kata Wapres Ma’ruf. Sementara itu,
Kepala BKKBN Dr.Hasto menyebut, keberhasilan bagi sebuah negara bisa diukur melalui Human Capital Index, dimana dikatakan maju jika masyarakat mempunyai umur yang panjang, sehat dan produktif.
Hal tersebut merupakan target bersama untuk mewujudkan generasi unggul bebas stunting berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, dimana target prevalensi stunting Indonesia harus di angka 14 persen pada 2024 mendatang.
Dr Hasto menyebut stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang dialami oleh anak-anak akibat kekurangan asupan gizi. Dampak yang ditimbulkan akibat stunting yakni tinggi badan yang tidak optimal sehingga badan menjadi lebih pendek, kurang cerdas dan pada usia 40 tahun mudah sakit-sakitan karena metabolisme tubuh yang berbeda. Dalam kesempatan itu, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, acara Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah Untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting merupakan penjabaran dari perintah agama. Menag Yaqut menyebut Islam memerintahkan agar tidak mewariskan generasi yang lemah.
Kemenag sendiri memberikan dukungan penuh kepada BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting demi terciptanya generasi yang unggul demi kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia di masa depan.
“Kami akan terus memperkuat peran penyuluh agama di tengah masyarakat bersama para Da’i dan Da’iyah. Kita juga terus akan meningkatkan kualitas bimbingan di masyarakat,” kata Gus Yaqut.
(tro)
terial, dan spiritual. (tro)












Discussion about this post