Gorontalopost.id – Makin panjang, begitulah pemandangan yang saat ini terlihat di sejumnlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Gorontalo. Kendaraan jenis truk gandeng mengantri bahan bakar minyak (BBM)
jenis solar hingga mengular di SPBU. Pantauan Gorontalo Post, antrian kendaraan truk seperti di SPBU Andalas Kota Gorontalo. Jika sebelumnya di SPBU ini truk mengantri hanya dari simpang tiga antara Jalan Tirtonadi dengan jalan John Aryo Katili hingga melingkar di kawasan SPBU itu sendiri. Namun, dalam beberapa hari terakhir antrianya kian panjang bahkan hampir mendekati simpang empat lampu merah (traffict Light) di depan BRI Unit Andalas.
Kondisi ini selain mengganggu pengguna jalan yang lain, juga berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Pasalnya, di kawasan antrian truk kontener itu saat ini tengah dalam proses perbaikan jalan. Akibatnya jalan makin tambah sempit. Para pengguna jalan lain terpaksa harus ekstra heti-hati, jika tidak maka risikonya akan jatuh ke lubang galian di tengah jalan (bekas median jalan).
“Kalau tidak hati-hati lewat jalan ini akan mengalami kecelakaan, sebab jalan sudah sempit, selain ada antrian truk kontener, juga ada lubang galian di tengah jalan,”kata Lukman Ibrahim warga Kecamatan Kota Tengah kepada wartawan koran ini, kemarin.
Supervisor SPBU Andalas PT. Bahana Mitra Bersama, Farid Taha mengatakan, untuk kuota solar, sudah pas dan sesuai, akan tetapi konsumennya banyak, dan menimbulkan kekhawatiran bagi konsumen.
“Jadi konsumen ini khawatir dikarenakan hari ini sudah antri, pada besoknya pun juga masih antri,”kata Farid Taha.
Dijelaskan Farid, untuk solar pihaknnya mendapatkan jatah sebanyak 8000 liter per hari. Untuk sistem pengisian
solar ini pada kendaraan mobil sudah menggunakan aplikasi, syarat konsumen harus mendaftarkan nomor polisi
dan nomor telepon.
Hal ini dilakukan agar data tersebut langsung terkoneksi di depot pertamina, dikarenakan ada pantauan langsung
dari depot dalam pengisian bahan bakar solar yang terjadi di SPBU.
“Aplikasi tersebut sudah digunakan sejak setahun yang lalu hingga saat ini,”jelas Farid. Permasalahan yang timbul di SPBU Andalas diakui, Farid, berupa konflik yang terjadi antar sopir Masalah tersebut
terjadi karena mobil yang akan mengisi bahan bakar solar tidak mendapatkan jatah solar pada hari ini, kemudian
pada besoknya mereka mau mengantri sudah berada di antrian buntut.
Hal ini terjadi karena mobil angkutan barang yang akan menunggu penyaluran solar sudah menginap di SPBU
tersebut, sehingganya pihak SPBU menjadi bingung siapa yang datang lebih awal untuk mengantri pengisian
bahan bakar solar.
“Saat ini kami sudah tidak ijinkan lagi ada truk yang menginap di SPBU, kalau mau antri silahkan besok saja dan jangan di SPBU,”tandas Farid dan berharap agar kondisi ini segera pulih kembali hingga tidak ada antrian panjang lagi. (roy)











Discussion about this post