Gorontalopost.id — Geger. Kompleks perumahan Altira Permai I, Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, mendadak gempar, sekira pukul 21.30 wita, Senin (6/6) malam.
Popin Ali (29), ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya, setelah dihujani tusukan badik sang suami, LH alias Luk (37). Korban saat itu diperkirakan tewas di lokasi kejadian.
Menurut warga sekitar, korban dan suaminya, malam itu memang terlibat adu mulut hebat. Sekira pukul 20.30 wita, keduanya cekcek di teras rumah, hingga sang suami menarik korban masuk ke dalam rumah.
“Kami mengira itu cuma ribut-ribut biasa,”ujar Kartin, warga setempat. Menerut dia, pasangan suami isteri ini sudah kurang lebih dua tahun tinggal di rumah tersebut. Ia mengatahui, jika korban merupakan seorang pegawai honorer sedangkan suaminya berprofesi sebagai sopir truk kontainer.
“Setiap malam itu saya selalu dengar ribut-ribut dari rumah dan kemarin sekitar magrib-magrib itu saya dengar teriakan suara perempuan” kata Kartin, Selasa (7/6). Mereka tak mingira, malam itu ternyata ada perkara pembunuhan. Warga mengetahui Popin Ali (29) tewas setelah polisi mendatangi rumah bercat hijau tersebut.
Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, LH alias Luk usai menghabisi istrinya, malam langsung mendatangi Mapolsek Telaga. Selain menyerahkan diri, ia memberi tahu baru saja membunuh isterinya. Polisi kemudian bergegas ke lokasi, dan mendapati korban tewas bersimbah darah di dalam kamar.
Korban diduga meninggal lantaran kehabisan darah setelah 10 tusukan badik bersarang di tubuhnya, serta terdapat keretakan tulang rusuk. Didapati 10 tusukan tersebut terdapat di bagian dada, ketiak, tangan, bahkan leher.
Dari pemeriksaan awal, pelaku diduga sakit hati dengan perilaku istrinya. Isterinya diketahui aktif di media sosial seperti facebook, dan LK alias Luk sebagai suami, tidak diperbolehkan mengaksesnya, termasuk meminjam handphone. Pelaku menduga ada yang dirahasiakan. Persoalan itu diduga menjadi pemicu pertengkaran keduanya, pelaku tambah emosi saat korban mengemas pakaian dan hendak meninggalkan rumah.
Saat hendak mengemas itu, tiba-tiba pisau badik jatuh dari lemari. Pisau itu yang digunakan Luk menghabisi nyawa perempuan yang ia nikahi itu.
“Setelah membunuh, tersangka menyerahkan diri dalam keadaan stabil atau sadar, jadi tidak karena dipengaruhi minum saat melakukan pembunuhan tersebut, tetapi semua masih akan kita lakukan pendalaman penyelidikan,”jelas Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Gorontalo, IPTU Agung Gumaran Samosir didampingi KBO Reskrim M. Ammar Edwin Saputra S. Trk. Kepolisian, kata Agung, segera melakukan olah TKP, dan membawa korban ke rumah sakit. Oleh keluarga korban, jenazah Popin Ali harus diautopsi. “Kami juga masih menunggu hasil autopsi,”kata IPTU Agung.
Sementara itu, pihak keluarga korban mengaku jika korban sebelumnya sudah mendapat ancaman. Rolin Ali, sepupu korban, mengatakan, pelaku pernah mengancam akan memukul korban, sehingga korban pernah lari ke Manado.
“Kemudian ditelepon lagi oleh suaminya, diminta pulang, dan berjanji tidak memukul. Tapi sudah terjadi seperti ini,”ujarnya. Sepengetahuan Rollin persoalan rumah tangga keduanya sudah selesai dan baikan. “Setahu saya, saudara saya ini berada di Manado, karena baru sekitar empat atau lima hari kemarin antara korban dan tersangka ini berbaikan, karena tersangka ini sempat mengancam akan memukul korban, sehingga korban lari ke manado dan ditelpon oleh tersangka untuk diminta pulang dan berjanji tidak akan memukul lagi dan sudah memaafkan korban,” jelas Rolin.
Pengacara keluarga korban, Siti Magfirah Makmun, memastikan kabar perselingkuhan yang sempat mencuat, dan menjadi pemicu pertengkaran hingga pembunuhant tidak berdasar. Ia menyebut, cek cek keduanya, karena internal keluarga mereka.
“Jadi jika ada stigma dimasyarakat karena perselingkuhan itu tak benar adanya, karena ini cekcok murni yang sampai saat ini masih kita dalami dan dan jika ada perselingkuhan itu tidak benar sama sekali, jelas Magfirah.
Ia menambahkan, dilakukannya otopsi tidak lain untuk pembuktian seberapa luka yang ditimbulkan. “Dari hasil forensik ditemukan ada benda tajam yang masuk ke paru paru-paru dan jantung dan setidaknya ada sekitar 10 tusukan yang bersarang ditubuh korban,” jelas Magfira. (Wie/mg14)











Discussion about this post