Gorontalopost.id – Dua hari terakhir, identitas Lutfi Hariono viral di media sosial. Selain KTP, buku tabungan pria yang tinggal di Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo itu menjadi pembahasan warga net. Menariknya adalah angka saldo yang tertera pada dua buku tabungan milik Lutfi, yakni hampir Rp 500 juta. Padahal, Lutfi diketahui adalah seorang pengemis, yang biasa beroperasi di Kota Gorontalo.
“Sedang saldo ola’u ma tanggal tua odie, ma sisa 50ribu so tidak bisa motarik lagi (sedang saldo saya tanggal tua seperti ini, tersisa 50 ribu, sudah tidak bisa ditarik,”tulis akun @maman maman, dalam salah satu grup facebook.
“Pengemis sultan”, tulis beberapa warga net. Saldo rekening Lutfi memang bikin geleng kepala, banyak yang tidak menyangka ia bisa menabung dengan angka hingga ratusan juta rupiah itu. Dilihat dari buku tabunganya yang viral, pada rekening Bank Sulutgo, saldonya Rp 389.829.986 cetak buku rekening pada 30 november 2020.
Sedangkan pada rekening Bank Mandiri, saldonya pada angka Rp 95.952.566, cetak buku tabungan terakhir 17 Meret 2021. Jika dilihat dari aktivitas perbankan yang dilakukanya, hampir setiap pekan terjadi transaksi.
Siapa Lutfi Hariono ?, bagi warga Kota Gorontalo, orang ini tidak asing. ia mengemis dari rumah makan ke rumah makan yang ada di Kota Gorontalo. Biasanya, pelanggan di sebuah rumah makan didatanganinya, lalu ia menyodorkan semacam propsal dan berharap diberi uang.
Jika yang didatangani tidak merespon dengan memberi uang tunai, ia meminta agar bisa dibelikan makanan di tempat itu, dengan alasan ia lapar, tapi makanan tersebut dibungkus dan dibawa pulang.
“Iya dulu dia ini datang minta uang, saya bilang tidak ada, dia bilang makan saja. Karena minta makan ya saya katakan pesan saja,”kata Agustina, warga Kota Gorontalo yang pernah berpapasan dengan Lutfi Hariono.
Penampilan Lutfi memang bikin orang iba, pakaianya lusu, biasanya menggunakan kaos partai politik, dan sandal jepit, namun dibalik penampilan gepengnya itu, ia memiliki saldo rekening ‘sultan’.
Penelusuran Gorontalo Post, Lutfi tinggal bersama saudaranya di rumah peninggalan orang tua mereka, di Jl Veteran, Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo. Di dalam rumah permanen yang agak luas itu, tinggal juga beberapa ponakannya. Ia tinggal di kamar bagian atas, sendirian. Lutfi pernah menikah, sekira tahun 90an, namun berpisah dari istrinya, ia memiliki seorang anak.
Diduga usai berpisah dengan istrinya itu, Lutfi mulai mengemis, hingga saat ini. Endang, saudara kandung Lutfi kepada koran ini mengatakan, Lutfi adalah orang yang jarang bicara, ia tak pernah bersosialisasi tidak hanya di masyarakat sekitar, tapi juga dengan orang dalam rumah, bahkan dinilai pelit. “Dia tinggal bersama saya, tapi untuk makan dia yang urus sendiri, makanan yang dia dapat (dari mengemis) itu tidak pernah kami sentuh, dibawa ke kamarnya, sampai busuk-busuk disitu,”kata Endang, kemarin.
Kepada Gorontalo Post, Lutfi mengatakan, sejak berpisah dari istrinya, ia bekerja dibeberapa tempat seperti rumah makan, dan toko. Tapi menurutnya gajinya kecil, ia kemudian mulai mencoba meminta-minta dengan modus awal sumbangan pembangunan masjid. Setiap beraksi ia membawa map berisi daftar donatur, tapi itu modus.
Pengakuanya, dalam sehari ia bisa mendapatkan uang Rp 50 ribu-Rp 60 ribu dari hasil mengemis itu, termasuk makan gratis dan membawa makanan ke rumah. Praktis ia tak punya beban hidup, uang yang ia dapatkan dikumpul dalam sepakan, kemudian disetorkan ke bank, angka saldonya bisa dilihat seperti pada buku tambungan yang viral itu. Setelah diketahui kedoknya, Lutfi mengaku tidak akan mengemis lagi, ia akan memanfaatkan uang setengah miliarnya itu untuk membuka usaha.
Terpisah, lurah Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo, Arifin Gawa mengatakan, bersama Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas Ipilo, sudah memanggil Lutfi. Pihak kelurahan meminta penjelasan Lutfi soal asal uangnya itu, sebab masyarakat mengetahui jelas, pekerjaanya hanyalah seorang pengemis. “Awalnya kami tidak tahu jika Lutfi ini mempunyai uang yang sebanyak itu, tapi setelah kami berbicara dengannya langsung, beserta kakaknya bahwa yang bersangkutan sudah lama menjadi pengemis,”katanya. Lutfi kemudian diminta membuat surat pernyataan agar tidak melakukan aksi mengemis lagi.
“Sebelumya yang bersangkutan memang menjadi perhatian kami, dan alhamdullah yang bersangkutan kita buatkan kartu BPJS dan itu sudah digunakannya ketika ia operasi katarak. namun jika ia sudah bisa mengelolah uang yang ada kemungkinan tidak akan dapat lagi,”ujarnya.
Sebelumnya, pengemis yang di-KTP berstatus pekerjaan senagai pedangang itu, pernah diamankan oleh Satpol PP Kota Gorontalo. Bukan hanya sekali, yang bersangkutan sudah berulang-ulang kali. Bahkan, menurut Kasatpol PP Kota Gorontalo, Mulki Datau, Lutfi Haryono pernah diamankan oleh pihak kepolisian.
“Dia pernah kami amankan. Saat diamankan dia kami bina dan dijatuhi sanksi. Bukan hanya kami saja, pihak kepolisian juga pernah mengamankan yang bersangkutan,” ungkap Mulki.
(Mg 14/rwf/tro)











Discussion about this post