logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Bebas Tes

Lukman Husain by Lukman Husain
Tuesday, 8 March 2022
in Disway
0
Doa Wadas

DISWAY

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Horeeee. Naik pesawat tidak perlu tes Covid-19 lagi. Asal sudah vaksin lengkap: dua kali. Demikian juga naik kereta api. Tidak perlu tes. Atau naik apa pun.

Memang belakangan ini tidak ada lagi yang takut terkena Covid-19. Termasuk saya. Pun dari hasil survei seadanya yang saya lakukan. Tingkat ketakutan orang akan terkena Covid turun drastis.

Istri saya juga kena Covid pekan lalu. Jenis Omicron. Juga teman-temannyi. Anehnya saya tidak mengkhawatirkan istri saya. Padahal ia punya empat komorbid: sudah di atas 60 tahun, punya darah tinggi, penderita diabetes dan pernah sakit TBC –setelah punya dua anak.

Memang dia batuk-batuk. Juga demam. Tapi nafsu makan tidak turun. Tidak kehilangan penciuman maupun rasa makanan. Keluhan kehilangan penciuman juga tidak dirasakan teman-teman lainnya. Omicron ini terasa beda.

Saya juga tidak minta istri isolasi. Saya justru khawatir: istri saya akan stres kalau diisolasi. Lalu depresi. Saya tahu sifat-sitanyi. Maka saya putuskan: tidak usah isolasi. Saya lihat level vitamin D-nyi 58. Tidak sesak napas. Suhunyi  tidak tinggi. Hanya sumer-sumer.

Maka saya tetap serumah. Sekamar. Mandi di kamar mandi yang sama. Sikat gigi yang sama. Handuk yang sama.

Dia juga masih ke dapur: masak. Menyiapkan makanan. Seperti hari-hari biasa. Dia sangat asyik di dapur. Terlihat bergairah kalau lagi masak.

Tiga hari kemudian dia tes antigen: negatif. Keesokan harinya PCR: negatif.

Pemerintah tentu punya data lebih akurat soal penghapusan kewajiban tes itu. Demikian pula soal dihapuskannya kewajiban karantina bagi turis asing yang ke Bali.

Indonesia akhirnya masuk grup negara yang menganggap Covid bak flu biasa. Itu karena tingkat vaksinasi yang sudah tinggi dan herd immunity yang luas.

Justru Korea Selatan yang angka Covidnya luar biasa tinggi sekarang ini: di atas 200.000 sehari kemarin. Juga beberapa hari terakhir. Tapi itu juga tidak membuat panik. Padahal angka itu sama dengan 1 juta kalau di Indonesia.

Saya menghubungi Gina tadi malam. Dia kini top sebagai YouTuber Kimbab Family. “Dulu ketakutan saya 10. Sekarang hanya 5,” kata Gina dari Seoul. “Di sini juga ada anggapan Covid sudah seperti flu biasa,” katanyi.

Anak-anaknyi pun kini sudah sekolah tatap muka. Hanya dua hari sekali harus tes antigen.

Gina, yang dulu saya sekolahkan ke Tiongkok, bertemu mahasiswa Korea yang juga lagi belajar Mandarin. Keduanya kawin secara Islam di Bandung. Kini Gina punya tiga anak.

Yang jadi sorotan dunia sekarang justru Tiongkok. Yang tetap menjadi satu-satunya negara yang menjalankan kebijakan ”Zero Covid”. Setiap muncul beberapa kasus langsung lock down di satu area. Kadang satu kota. Atau satu provinsi. Keras sekali.

Hasilnya memang luar biasa. Sampai hari ini negara asal Covid-19 itu hanya mencatatkan penderita sedikit di atas 100.000 orang.

Pertanyaan dunia pada Tiongkok saat ini: kapan herd immunity tercapai di sana. Akan masih sangat lama. Dikhawatirkan ledakan baru bisa terjadi di sana kapan-kapan. Kalau pun tidak, rasa was-was terus menghantui kebijakan perekonomian internasionalnya.

Atau ledakan itu tidak akan pernah terjadi – -kalau imunisasi sudah begitu meratanya. Pun seandainya terjadi, bisa saja tidak perlu panik seperti dulu.

Hongkong adalah tes terakhir Tiongkok. Angka Covid di Hongkong melonjak luar biasa belakangan ini: di atas 30.000 sehari. Padahal pengawasan begitu ketat. Tingkat vaksinasi juga begitu tinggi.

Hongkong panik. Justru karena itu terjadi di tengah kebijakan ‘Zero Covid’ yang keras.

Kelak ilmuwan akan menyimpulkan: kebijakan mana yang lebih baik.

Yang jelas manusia modern sudah begitu majunya: mampu mengatasi wabah yang begini hebatnya. Hari Minggu kemarin angka kematian akibat Covid mencapai 6 juta orang. Sedunia.

Dibanding dengan total jumlah penduduk yang 6 miliar, angka 6 juta itu hanya 0,1 persennya.

Itulah prestasi manusia modern. Seandainya tingkat kematian Covid ini sama dengan Flu Spanyol, berarti 1 miliar orang sudah meninggal dunia. Waktu itu, 1918, jangankan vaksin. Obat antibiotik saja belum ditemukan.

Ditarik ke usia Nabi Adam yang 8.000 tahun, kemajuan ilmu di hanya 100 tahun terakhir benar-benar fantastis.

Apa jadinya 30 tahun ke depan. Ketika Gibran Rakabuming Raka baru seumur bapaknya sekarang. Dan Lesty Kejora baru seumur Inul Daratista. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Tags: Dahlan IskanDisway

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Anakmu Bukan Milikmu

H.B. Jassin dan Jiwa Kebangsaan Kita

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.