GORONTALO – GP – Salah satu kewajiban yang harus ditunaikan umat muslim saat ramadan, adalah zakat fitrah. Besaranya dihitung berdasar konsumsi makanan pokok masyarakat. Di Kota Gorontalo, besaran zakat fitrah ramadan 1442 hijriah adalah sebanyak 2,5 Kg sampai 3,5 Kg beras, atau setara dengan Rp 30 ribu.
Penetapan zakat fitrah itu, dilakukan melalui pembahasan bersama Pemerintah Kota Gorontalo, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, Badan Amil Zakat, termasuk unsur Badan Urusan Logistik (Bulog) Kota Gorontalo. “Alhamdulillah, kami sudah menetapkan besaran zakat tahun ini yang wajib ditunaikan oleh umat muslim, yakni Rp 30.000,”ujar Asisten Pemerintahan, Setda Kota Gorontalo, Deddy Kadullah, Selasa (20/4) pagi.
Pemerintah, lanjut Deddy, juga telah mengatur sistem pengumpulan zakat fitrah tersebut. Misalnya, dalam satu keluarga terdapat tiga jiwa, maka zakat fitrah untuk dua jiwa diharapkan disalurkan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Gorontalo melalui Badan Amil Zakat (BAZ) kelurahan, yang nantinya akan diteruskan ke mustahiq yang ada di Kota Gorontalo. Sisanya, lanjut Deddy, disalurkan oleh pihak keluarga kepada mereka yang membutuhkan. “Untuk yang satu keluarga ada empat sampai lima jiwa, tiga ke Baznas. Selanjutnya untuk enam jiwa ke atas, empatnya kami anjurkan diserahkan ke Baznas,” ujar Deddy.
Menurut Deddy, tujuan diberlakukannya sistem ini adalah untuk membantu kelurahan yang terdapat kaum mustahiq yang lebih banyak dari wajib zakat. “Jadi begini, kalau ada kelurahan yang jumlah warga kurang mampunya banyak dibanding warga yang mampu, zakat fitrah yang diserahkan ke Baznas tadi akan diserahkan ke kelurahan yang banyak keluarga kurang mampu. Kita subsidi silang,” jelas Deddy.
Ia berharap, penyaluran zakat fitrah yang akan dilakukan oleh Baznas nanti menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Besaran zakat fitrah yang sama juga diberlakukan di Kabupaten Gorontalo, Pemda setempat menetapkan Rp 30 ribu per jiwa, atau setara dengan beras 2,5 Kg. “Sudah ada edaran kita, sudah ada rapat pemerintah daerah bersama seluruh jajaran pemangku adat, MUI. Kita sepakati cuma satu, Rp30ribu untuk zakat Fitrah,” jelas Sekda Kabupaten Gorontalo, Hadijah U Tayeb.
Tahun ini memang cukup berbeda. Biasanya Pemkab menerapkan besaran zakat fitrah dalam dua kelas. Pembagian kelas ini disesuaikan dengan kondisi ekonomi masing-masing warga.Sehingga besarnya zakatnya yang harus dibayarkan juga berbeda. Ada yang diukur dengan kualitas beras biasa dan yang kualitas beras premium. Yakni kelas Rp25ribu dan Rp30 ribu per jiwa. “Jadi tidak ada dua kelas, hanya satu kelas dan itu Rp30ribu,” tegas Hadijah lagi. Untuk penyalurannya tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat bisa menyalurkannya lewat masjid dan pos-pos pengumpulan zakat di kelurahan, atau pun bisa mendatangi Baznas Kabupaten Gorontalo.
Sementara itu, di Kabupaten Gorontalo Utara, besaran zakat fitrah sedikit lebih rendah, yakni Rp 25 ribu per jiwa. “Selain puasa tentu sebagai umat muslim juga berkewajiban untuk mengeluarkan zakat fitra yang untuk tahun ini telah ditetapkan secara bersama yakni Rp 25 ribu,”ujar Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin. Ia menekankan, zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan umat muslim sebelum Idul Fitri. “Tidak akan lengkap puasanya jika tidak menunaikan kewajiban membayarkan zakat, karena itu merupakkan bagian dari ibadah ramadan,”jelas Indra Yasin. (Rwf/Nat/Abk)












Discussion about this post