gorontalopost.co.id – Sebuah langkah penataan usaha masyarakat tengah dipersiapkan di kawasan Telaga, Kabupaten Gorontalo. PLUT UMKM yang berlokasi di Jalan Ahmad A. Wahab, Kelurahan Bulila, Kecamatan Telaga, resmi mengusung nama “Sate Telaga”, sebuah konsep yang dirancang untuk menghimpun para pelaku UMKM, khususnya pedagang kuliner sate, agar lebih teratur dan terkelola dengan baik.
PLUT UMKM ini dibangun sebagai wadah pengembangan ekonomi kreatif masyarakat. Menurut Lateka, pegawai di bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dinas Pariwisata yang juga menjadi panitia pencetus kegiatan, ide pengumpulan UMKM di area tersebut bertujuan menyatukan para pedagang yang sebelumnya berjualan terpencar. “Ibu-ibu yang jualan di sana, jualan di sini, kita kumpulkan jadi satu di tempat ini supaya lebih teratur,” ujarnya saat diwawancarai pada rabu, 17 Desember 2025.
Meski bangunan PLUT telah berdiri sejak tahun lalu, gagasan pengaktifan UMKM di sekeliling kawasan tersebut baru mulai digagas pada November 2025. Targetnya, sebelum tanggal satu mendatang, kawasan Sate Telaga sudah dapat diluncurkan secara resmi, dengan catatan pembenahan tempat dapat diselesaikan tepat waktu. Pihak penyelenggara juga mengupayakan agar area tersebut higienis dan nyaman bagi pengunjung.
Ke depan, salah satu bangunan terbengkalai di pelataran Kantor PLUT UMKM rencananya akan difungsikan sebagai Koperasi Kuliner Sate Telaga, dengan seluruh pedagang di area tersebut menjadi anggotanya. Nama “Sate Telaga” sendiri diangkat dari nama seorang raja, sekaligus menegaskan identitas Telaga sebagai daerah asal berbagai jenis sate. Tema ini dirangkum dalam slogan “Satenya Para Raja”, sebagai simbol penyatuan ragam kuliner dalam satu identitas besar.
Menariknya, tempat berjualan di kawasan ini diberikan secara gratis kepada para pelaku UMKM. “Kalau ada yang dibayar, mungkin hanya listrik, itu pun sekitar lima ribu rupiah per malam,” jelas Lateka. PLUT UMKM ini juga didanai oleh Rachmad Gobel. Terinspirasi dari konsep penataan UMKM di Sulawesi Tengah, Lateka menyebut gagasan ini sebagai upaya membangunkan potensi pelaku usaha lokal. “Istilahnya, kita membangunkan mereka dari tidur,” tutupnya. (mg-15)













Discussion about this post