Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Kinerja perekonomian Gorontalo pada triwulan II 2025 tumbuh 5,14 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bank Indonesia (BI) Gorontalo mencatat, capaian tersebut ditopang oleh pertumbuhan tiga sektor utama, yaitu lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha konstruksi.
Adapun pada sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Gorontalo disumbang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor, utamanya ekspor pelet kayu dan olahan kelapa.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo, Bambang Setya Permana menyebut, Kamis (25/6), menyebut pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2025juga didorong oleh kinerja kredit/pembiayaan perbankan Gorontalo yang tumbuh 14,81 persen (yoy).
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional sebesar 7,56% (yoy). Kinerja positif perbankan, lanjut Permana, didorong oleh pertumbuhan kredit pada sektor perdagangan, industri pengolahan dan pertanian.
“Peran intermediasi perbankan khususnya kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas akan terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi di Provinsi Gorontalo,”ujarnya dalam pernyataan pada press conference kinerja makro fiskal Gorontalo yang digelar di kantor Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Gorontalo, Rabu (24/9).
Dari sisi inflasi, Permana menjelaskan, secara tahunan, pada Agustus 2025 realisasi inflasi Provinsi Gorontalo mencapai 2,51persen (yoy). Inflasi tersebut relatif rendah dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional (2,5 ± 1 persen yoy). Namun demikian, ke depan harga komoditas beras yang masih terpantau tinggi perlu menjadi perhatian bagi TPID Provinsi Gorontalo.
Ia menyebut, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah serta mitra strategis lainnya terus mendorong digitalisasi pembayaran non tunai di Gorontalo untuk menopang transaksi keuangan yang lebih efisien.
Hingga periode Agustus 2025, volume dan nominal transaksi QRIS di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan masing-masing sebesar 147,73 persen dan 83,37 persen (yoy).
Hal tersebut didorong dengan berbagai inovasi diantaranya peluncuran fitur QRIS Tap dan peresmian Kawasan non-tunai di Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo.
Ke depan, Bank Indonesia kata dia, terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
Dengan penguatan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah tersebut, pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diprakirakan semakin membaik. (tro)











Discussion about this post