Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tampil dalam forum ilmiah tingkat internasional dengan mengangkat isu-isu penting di bidang pendidikan dan kebudayaan. Dalam International Conference on Education 2025, empat tim dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tampil sebagai pemakalah.
Konferensi yang merupakan kolaborasi antara UNG dan Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta ini diikuti oleh akademisi dari berbagai negara. Forum ini menjadi ajang pertukaran pemikiran ilmiah dan refleksi terhadap persoalan global yang bersinggungan dengan dunia pendidikan, budaya, dan sosial.
Empat tim mahasiswa FSB UNG, di bawah bimbingan Dr. Herman Didipu, S.Pd., M.Pd., mempresentasikan hasil penelitian mereka yang berfokus pada ketimpangan gender, kemiskinan, serta inovasi pembelajaran berbasis digital.
Tim pertama mengangkat isu patriarki melalui kajian feminis radikal dengan judul “Menggugat Belenggu Patriarki: Analisis Feminis Radikal Budaya Keluarga dalam Novel Kembali Bebas Karya Sasa Ahadiah.” Kajian ini menyoroti bagaimana dominasi budaya patriarkal masih membelenggu kehidupan perempuan, sebagaimana tergambar dalam karya sastra.
Tim kedua membahas ketimpangan sosial melalui pendekatan sosiologi sastra dalam presentasi bertajuk “Narasi Kemiskinan di Tanah Minang: Telaah Sosiologi Sastra dalam Dompet Ayah Sepatu Ibu Karya J.S. Khairen.” Penelitian ini menelusuri representasi kemiskinan yang lahir dari struktur budaya dan ketidaksetaraan sosial.
Dua tim lainnya membawakan hasil penelitian di bidang pembelajaran bahasa, dengan topik seputar pemanfaatan media digital dan model inkuiri berbantuan aplikasi Canva dan Kahoot untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran cerita pendek di kelas.
Dekan FSB, Prof. Nonny Basalamah, M.A., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas capaian mahasiswa tersebut. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam forum internasional membuktikan adanya kesadaran kritis terhadap persoalan global dan kemampuan menyampaikan gagasan secara ilmiah.
“Ini bukan sekadar presentasi, tetapi wujud keberanian intelektual mahasiswa kita untuk membawa isu-isu penting ke forum dunia. Mereka menjadi bagian dari komunitas ilmiah global yang peduli terhadap isu pendidikan, budaya, dan keadilan sosial,” ujar Prof. Nonny.
Keterlibatan mahasiswa FSB UNG di konferensi internasional ini memperkuat peran perguruan tinggi dalam melahirkan generasi akademik yang responsif, kritis, dan siap berkontribusi dalam memecahkan persoalan zaman. (Tr-76)












Discussion about this post