Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie memimpin apel rutin Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang diikuti Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo, di halaman Museum dan Balai Purbakala Provinsi Gorontalo, Senin (14/4). Idah tentang penggunaan pakaian dinas lapangan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 10 tahun 2024.
PERMENDAGRI tersebut bertujuan untuk menciptakan keseragaman dan ketertiban dalam berpakaian dinas. “Ini perlu diperhatikan kembali tentang Permendagri nomor 10 tahun 2024 tentang pakaian dinas ASN. Kita harus segera mengadaptasi kebijakan ini khususnya untuk pakaian korpri yang dikenakan hari ini. Bahwa warna jilbab dan celana yang masih berwarna biru (dongker) agar disesuaikan menjadi warna hitam. Paling penting juga pakaian jangan berlebihan,” kata Idah Syahidah saat menjadi pembina Apel Korpri, kemarin.
Secara khusus Idah menekankan untuk hijab agar ditambahkan motif Sulaman Karawo. Ini sebagai identitas Gorontalo sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui UMKM. Penggunaan jilbab karawo tidak harus setiap hari katanya, hanya pada hari hari kerja tertentu.
“Jadi nanti tolong dipertegas lagi Pak Sekda (Sekertaris Daerah Sofyan Ibrahim), mungkin di hari Senin kita jilbab menggunakan karawo, kemudian hari Rabu saat hitam putih, dan apel kopri seperti ini juga Karawo. Karena saya yakin ibu-ibu juga ingin fashion kan, ingin kerudung-kerudung yang di rumah bisa dipakai lagi, jadi tidak apa-apa tidak setiap hari,” tegasnya.
Selain penggunaan pakaian dinas lapangan, pada apel itu Idah juga menyampaikan pesan Gubernur Gusnar Ismail terkait Optimalisasi kerja pada saat penerapan Work From Anywhere (WFA). Kebijakan WFA merupakan upaya yang bertujuan pada pemanfaatan sumber daya secara efisien, namun tetap memprioritaskan pencapaian kinerja. WFA bukan libur. Selain apel kerja, ASN Pemprov Gorontalo juga mendengarkan ceramah singkat terkait makna halalbihalal dari Ustad Saifudin Mateka.
HAK TERPENUHI, KINERJA DIMAKSIMALKAN
Sementara itu, Wagub Idah Syahidah juga meminta kepada aparaturnya untuk bersyukur. Sebab Pemprov Gorontalo komitmen memenuhi hak seluruh pegawai. Menurutnya, selama bulan Ramadan hingga Idulfitri hak-hak aparatur telah dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Mulai dari pemberian gaji, THR, TPP dan TPP THR tanpa ada potongan maupun penundaan bayar. Pengejawantahan rasa syukur itu dalam bentuk tanggung jawab kerja dan fungsi jabatan, kepatuhan terhadap disiplin, kode etik, termasuk dengan mengikut apel kerja.
“Kita pegawai Pemprov Gorontalo harus bersyukur. Mensyukuri apa yang Allah SWT telah berikan kepada kita semua. Begitu banyak saudara-saudara kita yang kondisinya tidak seberuntung kita. Untuk itulah, marilah kita sama-sama merenungkan kembali, merefleksi diri. Begitu banyak perhatian pemerintah yang telah kita terima,” kata Idah.
Istri anggota DPR RI fraksi Gokar Rusli Habibie itu mengingatkan, bahwa Gubernur Gusnar Ismail dan dirinya akan melakukan evaluasi dan penilaian kinerja selama beberapa bulan ke depan. Ia menyebut masih menerima laporan-laporan masyarakat terkait kinerja oknum-okhum yang tidak bertanggung jawab.
“Laporan-laporan terhadap dinas-dinas banyak saya terima. Nah ini diam-diam ada investigasi, ada penyelidikan, tindak lanjut yang tentunya bapak ibu tidak sadari. Karena laporan-laporan ini juga tidak kami anggap sebelah mata,” tegas Idah.
Idah berharap melalui momentum Ramadan dan Idulfitri yang telah dilalui akan mengubah sikap dan perilaku aparaturnya. Lebih menunjukkan disiplin, dedikasi dan integritas kerja. Pada gilirannya, pelayanan terhadap masyarakat semakin baik dan dapat meningkatkan kepercayaan publik. (tro/*)











Discussion about this post