Pemerintah Provinsi Gorontalo memaksimalkan peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembibitan Ternak Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, yang ada di Desa Wonggahu, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo. Keberadaan UPT ini seiring dengan program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail – Idah Syahidah Rusli Habibie, yakni program agromaritim untuk sektor peternakan.
KEDEPANYA, UPT yang berada dibawah Dinas Pertanian itu, akan dijadikan sebagai pusat inseminasi buatan untuk ternak sapi. Pemerintah Provins Gorontalo akan menggratiskan proses inseminasi buatan tersebut.
“Inseminasi buatan di sini kita gratiskan, silahkan petani bawa induk sapinya untuk diinseminasi oleh petugas kemudian dibawa pulang lagi. Tempat ini akan kita jadikan sebagai pusat program inseminasi buatan agar populasi sapi di Gorontalo semakin banyak,” jelas Gusnar saat meninjau UPT Balai Pembibitan Ternak Sapi, Senin (18/3).
Selain melayani inseminasi buatan untuk indukan sapi milik petani, UPT Balai Pembibitan Ternak Sapi juga menyediakan indukan untuk berbagai jenis sapi. Beberapa jenis sapi unggulan hasil inseminasi buatan yang ada di UPT Wonggahu itu seperti brahman, limosin, simental, dan belgian.
Gusnar menambahkan, UPT Balai Pembibitan itu juga akan difungsikan sebagai tempat penggemukan sapi untuk menunjung program unggulan bidang agromaritim khususnya di sektor peternakan. Melalui program penggemukan ini, gubernur berharap sapi-sapi Gorontalo bisa bersaing di pasar antar pulau dan ekspor.
“Kami menginginkan yang dijual keluar negeri itu bukan sapi hidup, tetapi daging sapi dan semua bagian-bagiannya. Tujuannya agar ada nilai tambah sehingga kesejahteraan peternak semakin meningkat,” ujarnya. UPT Balai Pembibitan Ternak Sapi menjadi lokasi penelitian dan pembelajaran untuk mahasiswa dan siswa SMK peternakan. Saat ini di UPT itu terdapat 29 ekor sapi indukan berbagai jenis.
Selain itu, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail juga menggagas program beternak ayam kampung sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini digagasnya setelah melihat pengembangan ayam kampung yang ada di UPT Balai Pembibitan Ternak.
“UPT peternakan Wonggahu selain mengembangkan ternak sapi, juga di sini dikembangkan ternak ayam kampung. Khusus ayam kampung ini prospeknya sangat bagus sekali,” ungkap Gusnar.
UPT Wonggahu memiliki fasilitas yang terdiri dari indukan ayam kampung dan mesin penetas sehingga bisa menghasilkan anakan ayam kampung. Anak ayam kampung ini nantinya yang akan dibagikan kepada kelompok masyarakat untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Anak ayam ini yang akan kita bagikan gratis kepada kelompok masyarakat untuk menambah pendapatannya. Tetapi harus terdata dengan benar, kita harus tahu persis lokasinya di mana agar bisa dimonitor,” terang Gusnar.
Gusnar menambahkan, pada awal proses pemeliharaan anak ayam kampung akan dilakukan pendampingan kepada para peternak. Tujuannya untuk memberikan pemahaman kepada peternak tentang praktik-praktik baik, serta pengelolaan ternak ayam yang efektif, efisien, dan menghasilkan.
Kapasitas produksi anak ayam kampung di UPT Balai Pembibitan Ternak mencapai 2.000 ekor per minggu. Anakan itu dihasilkan dari kurang lebih 1.000 indukan ayam dengan sembilan mesin tetas.
Ada juga 600 ekor remaja indukan dan 1.500 ekor calon induk yang sudah berumur dua bulan. Seluruh indukan dan calon induk tersebar di tiga kandang, yaitu Lonuo, Pulubala, dan Wonggahu. (tro)











Discussion about this post