Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Perkara atas tersangka mantan Kepala Bidang Marga Dinas PU PR Kota Gorontalo Antum Abdulah akan dihentikan oleh Kejaksaan Tinggi Gorontalo yang menangani perkara tersebut. Pasalnya, Antum Abdulah telah dinyatakan meninggal dunia pada Rabu malam (25/12/2024).
Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Gorontalo Dadang Djafar SH MH saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya masih menunggu keputusan pimpinan perihal penghentian perkara Almarhum, Antum Abdullah. “Masih Menuggu keputusan pimpinan,”kata Dadang kepada Gorontalo Post, Kamis (26/12/2024).
Yang pasti dijelaskan Dadang, jika kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan dan belum dilakukan tahap dua atau pelimpahan ke pengadilan, maka keputusan yang diambil yakni penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) karena alasan demi hukum, yakni tersangka Meninggal Dunia, Jika tersangka meninggal dunia, maka penyidikan dihentikan sesuai dengan Pasal 77 KUHP.
“Kalau perkarannya belum tahap dua dan tersangka meninggal dunia, maka sudah pasti diterbitkan SP3,” sambungnya. Demikian pula jika Terdakwa meninggal dunia saat perkara tersebut telah dilimpahkan ke pengadilan, maka demi hukum penyidikan/penuntutan harus dihentikan.
Dijelaskan dalam perkara yang sudah dalam tahap tahap penuntutan yang dilakukan oleh kejaksaan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Kejaksaan diberi wewenang untuk menerbitkan SKP2 (Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan) jika terdakwa meninggal dunia.
“Intinya jika tersangka atau terdakwa meninggal dunia, maka perkaranya dihentikan. Apakah itu penghentian penyidikan atau penuntutan, tergantung perkara tersebut sudah ditahap mana, jika masih tahap penyidikan maka diterbitkan SP-3, dan jika sudah tahap Dikonfirmasi terpisah Humas Pengadilan Negeri Gorontalo Bayu Lesmana SH MH mengungkapkan, untuk perkara Alm. Antum Abdullah belum teregister di PN Gorontalo.
“Alm. masih berstatus tersangka, dalam penahanan jaksa. Hanya splitzing atas nama lainnya yaitu Faisal Lahay yang sudah masuk,”ungkap Bayu. Lebih lanjut dikatakan Bayu, kalaupun perkara itu sudah dilimpahkan ke pengadilan dan sudah teregister, maka Cukup jaksa menerbitkan pemberhentian penuntutan jika terdakwa meninggal dunia. (roy)









