Gorontalopost.id — Setelah dua pekan dinyatakan hanyut akibat banjir bandang, yang terjadi di Kelurahan Polohungo, mayat Yusni Jemani (42), warga Lingkungan 4 Kelurahan Polohungo, akhirnya dapat ditemukan, Sabtu (15/10), sekitar pukul 13.00 Wita.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, mayat Yusni Jemani ditemukan dialiran Sungai Biyonga, dekat muara sungai menuju ke Danau Limboto, antara perbatasan Kelurahan Kayubulan dan Kelurahan Hunggaluwa.
Mayat yang sudah menjadi tengkorak tersebut, ditemukan pertama kali oleh seorang operator eskapator, yakni Roger Waru. Pada saat itu, Roger sedang membuat tanggul di tepi aliran Sungai Bionga, di Kelurahan Kayubulan.
Ketika sedang mengangkut tanah dari aliran sungai, tiba-tiba ia melihat ada sesosok mayat yang kondisinya tertimbun rumput dan batang pohon. Melihat ada mayat, Roger langsung menyampaikan kepada warga sekitar, dan mengangkat mayat tersebut dengan menggunakan alat serta dipindahkan ke tepi sungai.
Selanjutnya, sekitar pukul 13.42 Wita, mayat tersebut langsung dievakuasi oleh Tim Gabungan Basarnas Kabupaten Gorontalo, Dit Samapta Polda Gorontalo serta personil Polsek Limboto. Korban kemudian langsung di bawa kerumah duka dan dimakamkan di Kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto.
Seperti diketahui, dua warga Kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, atas nama Warni Yunus (39) dan Yusni Jemani (39), terseret arus sungai Biyonga di Kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Ahad (2/10).
Dalam peristiwa tersebut, korban atas nama Warni Yunus, langsung ditemukan dan sudah dalam kondisi meninggal dunia. Sedangkan Yusni Jemani, pada saat itu masih dilakukan pencarian.
Warni Yunus ditemukan meninggal setelah terbawa arus sungai cukup jauh, sekitar dua dusun dari tempat awal dirinya dikabarkan hanyut. Pada saat kejadian tersebut, Warni dan Yusni bersama suaminya pergi ke kebun untuk mengupas jagung dan mereka melintasi Sungai Biyonga. Namun, sekitar pukul 13.00 Wita, Warni dan Yusni berniat beranjak kembali ke rumah, sementara suami Yusni terus melanjutkan pekerjaan mengupas jagung.
Saat akan melintas di Sungai Biyonga, aliran sungai sedang meluap, namun Warni dan Yusni memutuskan tetap melanjutkan perjalan dan melintasi aliran sungai. Hingga menjelang magrib, suami Yusni pulang ke rumah, tetapi sesampainya di rumah, ia tak menemukan keberadaan istrinya. Suami Yusni bersama beberapa warga lalu kembali melintasi sungai. Di tempat itu, ia menemukan perkakas makan milik korban, namun keberadaan kedua perempuan itu tak kunjung ditemukan.
Warga akhirnya menghubungi kantor SAR Gorontalo dan menemukan Warni Pukul 19.00 Wita dalam keadaan tidak bernyawa. Sementara Yusni Jemani tetap tidak ditemukan, bahkan seminggu dilakukan pencarian oleh tim SAR, BPBD dan gabungan TNI/Polri serta masyarakat, jasad Yusni Jemeni tetap tidak ditemukan, dan baru ditemukan setelah dua pekan lebih dari kejadian banjir bandang tersebut. (Wie)










Discussion about this post