Gorontalopost.id – Dua pemuda Gorontalo, Andy Harvin Thaib (26) dan Chairul Ma’atini (27) yang melakukan perjalanan jauh naik sepeda dari Gorontalo ke Mekkah sejak Juni 2021 lalu akhirnya telah kembali ke kampung halaman.
Keduanya kembali hingga ke Gorontalo sudah tak menggunakan lagi sepeda melainkan transportasi udara. Andi dan Chairul tiba di Bandara Jalaludin Gorontalo Sabtu (23/9) sekitar pukul 11.30 wita menggunakan pesawat Lion Air.
Untuk sepeda mereka, telah dipacking dalam kardus agar untuk memudahkan dalam pengangkutan di pesawat. Keduannya disambut bak artis ketika terlihat di pintu keluar Bandara Jalaludin Gorontalo. Sebagian besar para emak-emak berebutan untuk berfoto selfie dengan Andi dan Chairul.
Usai dari Bandara, Andi dan Chairul langsung di arahkan ke Jack Kopi salah satu kafe terkenal di Kota Gorontalo. Disitu Andi dan Chairul menceritakan seluruh perjalanan mereka hingga saat ini telah kembali berada di Gorontalo.
Kepada wartawan koran ini, Andi Harvin mengatakan, dirinya bersama Chairul sangat bersyukur meski tidak sempat berhaji, namun bisa melaksanakan Ibadah Umroh. Andi juga menceritakan alasan mengapa dirinya bersama Chairul gagal berhaji karena terkendala visa.
“Kami tidak dapat visa haji. Sehingga kami menunggu pelaksanaan ibadah haji selesai, setelah itu berupaya untuk dapatkan visa umroh,”kata Andi.
Seiring berjalannya waktu, ketika musim haji selesai, Andi mengaku mendapat undangan khusus untuk melaksanakan Umorh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah berupa undangan melalui KBRI Abdu Dhabi. Dengan modal visa visit itu, maka pihaknya kata Andi akhirnya langsung tancap gas karena hanya diberi waktu selama 30 hari berada di Arab Saudi.
“Kami sudah tidak naik sepeda lagi, karena pertimbangan waktu kami hanya 30 hari, sedangkan jarak Arab Saudi cukup panjang, selain itu musim panas. Kami terpaksa naik bus dari Abudhabi ke Riyad, lanjut ke Mekkah Arab Saudi ditempuh perjlanan selama dua hari,”ungkap Andi.
Diungkapkan Andi, pihaknya memilih banyak meluangkan waktu beribadah di Mekkah dan Madinah dibanding bersepeda. Untuk biaya naik bus kata Andi, ada masyarakat Indonesia di Riyad yang bantu support biayannya. Tetapi dari Riyad ke Mekkah Andi dan Chairul biaya sendiri.
Sebelumnya, andi dan chairul telah mendapat dua visa umroh yakni dari KBRI dan Visa Rihlah Travel dari Bandung. Meski tak sempat digunakan, Andi dan Chairul bisa menggunakan kedua visa umroh itu untuk pelaksanaan tahun mendatang.
“Tetapi jika kami ingin umroh lagi, maka visa itu masih bisa digunakan. Jadi walaupun tidak dapat haji kami sangat bersyukur bisa menginjakan kaki di tanah suci Mekkah dan Madinah untuk laksanakan umroh,”ungkap Andi. Lebih jauh Andi mengakui pula, bahwa sebenarnya tujuan melakukan perjalanan jauh bersepeda ke negeri arab, selain untuk beribadah di dua kota suci yakni
Mekkah dan Madinah, juga ingin studi di sana. “Kalau kami tidak dapat beasiswa, kami akan terus mencari pintu yang lain misalnya dengan melelang sepeda kami untuk biaya studi kami sebesar Rp 100 Juta. argetnya tahun ini bisa berangkat study ke luar negeri (Saudi).
Saat ini aktivitas kami ngumpul bersama keluarga, kolega, teman-teman komunitas serta terus memperdalam ilmu agama dengan teman-teman di Wahdah Islamiyah,”tutup Andi. (roy)











Discussion about this post