Gorontalopost.id – Niat Pemda untuk berencana menata pengembangan wisata danau perintis mendapat dukungan penuh dari ketua komisi I Faisal Mohie. Akan tetapi didalam upaya pemanfaatan dan pengelolaan ruang disekitar kawasan danau perintis, perlu benar-benar dikendalikan. Bagaimana tidak, pasalnya Faisal khawatir tidak ingin konsep pengembangan yang ditawarkan pemda malah mengabaikan nilai dari habitat sebenarnya. Karena itu model rencana pengembangan wisata danau perintis yang dipaparkan Bappeda dikegiatan temu wicara Jambore Pecinta Alam(JPA) kemarin, diklaimnya malah merusak kelestarian danau perintis.
Konsep pengembangan wisata danau perintis yang diinginkan Faisal justru adalah konsep pengembangan yang harus bisa benar-benar ramah dengan lingkungan sekitarnya. Sebab selama ini pihak DPRD selalu konsisten didalam menjaga kelestarian danau perintis. Ini dibuktikan sampai saat ini DPRD tidak pernah satu pun mengeluarkan Peraturan Daerah(Perda) mengenai pemanfaatan ruang danau perintis. Untuk itu ia membantah jika saja niat pemda untuk berencana menata pengembangan danau perintis itu kàrena beranjak dari adanya dasar perbup tentang pengendalian pemanfaatan dan pengelolaan ruang danau perintis. Maka ia pastikan Perbup itu tidak didahului dari pihaknya didalam mengeluarkan Perda.
” Okelah kalau kita ingin kembangkan danau perintis menjadi objek wisata, tapi semestinya dilakukan secara alamiah saja. Jadi kita tidak perlu ikut macam Singapore. Apalagi kita tidak pernah mengeluarkan perdanya tentang itu. Karena memang kami benar-benar ingin menjaga maka semestinya juga jangan ada pembangunan. Namun itu bukan karena kami anti pembangunan tetapi bagi kami ada hal-hal yang menurut kami pelestariannya dengan cara yang salah padahal masih ada yang bijak, ” jelasnya
Tidak hanya itu saja,disamping tidak sepakat dengan rencana pengembangan. Kendala pengelolaan danau perintis juga kata Faisal jika berdasarkan UU 23 tahun 2014 tentang pembagian tugas maka danau perintis bukanlah urusan pemda Bonbol melainkan tanggungjawab pengairannya adalah pemerintah Provinsi. Belum lagi lahan sekitar kawasan danau perintis kata Faisal rata-rata milik perorangan ” Maka itu sudah jelas pembagian konkurennya sehingga tugas kami juga jelas. 74 persen luas wilayah Bonbol adalah hutan lindung dan taman nasional sisanya hanya 29,6 persen itu saja yang boleh kita kelola termasuk didalamnya danau perintis, maka kalau pengembangan danau perintis semangatnya adalah semangat konservasi maka dimana semangat itu kalau hanya membangun taman saja. Ya jadi kita lihat saja dulu sebenarnya mau dibangun apa ini?. Kalau untuk mempertahankan eksistensi danau perintis maka saya kira banyak cara lain, karena danau perintis baru dengan sifat dan karakter alaminya begini saja sudah banyak yang datang. Ini karena memang tampilan alami danau perintisnya dan belum lagi nilai historisnya sudah cukup menjadi daya tarik banyak masyarakat, ” Pungkasnya memberikan materi di JPA kemarin. (csr)












Discussion about this post