Gorontalopost.id – Kasus pencurian di Kabupaten Pohuwato Akhir-akhir ini memang cukup mengkhawatirkan, pasalnya, dalam sepekan ada empat kejadian pencurian terjadi di empat titik berbeda, mulai dari toko handphone, toko parfum hingga rumah warga. Dari empat kejadian yang hanya berselang hari itu, pelaku yang hingga saat ini masih misterius berhasil menggasal ratusan juta rupiah beserta sertifikat tanah milik warga.
Meski sontar dikabarkan pelaku di beberapa lokasi kejadian merupakan orang yang sama, namun Polisi belum bisa memastikan hal tersebut. Sebagaimana disampaikan Kapolres Pohuwato, AKBP Joko Sulistiyono, melalui Kasat Reskrim Iptu Arie Agustyanto Yoss, saat dihubungi, Jumat (15/7) kemarin. Dimana menurutnya, hal itu sulit dipastikan dikarenakan aksi pencurian di empat Tempat Kejadian Perkara (TKP) berbeda itu memiliki pola yang berbeda-beda pula.
“Apa benar pelakunya orang berbeda atau kelompok yang sama, Itu masih kita dalami karena kan waktunya dekat. Jadi kita belum bisa memastikan, apalagi polanya beda-beda jadi tidak bisa kita pastikan ini dilakukan orang yang sama atau tidak,” ungkap mantan Kanit II Satnarkoba Polres Cilegon itu.
Hingga saat ini kata Iptu Arie. Pihaknya masuh terus melakukan penyelidikan empat kasus tersebut, mulai dari mengumpulkan beberapa keterangan dari pihak lain. Hanya saja kata dia, untuk pemeriksaan saksi-saksi beserta pengumpulan informasi di TKP, kata Iptu Arie, sudah dilakukan sejak awal.
“Belum ada indikasi atau dugaan yang mengarah ke seseorang atau apa, jadi kita belum bisa bilang pelakunya si ini si itu dan lainya karena memang kita masih lidik pelakunya. Untuk perkembangan, saat ini kita masih proses penyelidikan lebih lanjut. Kalau terkait informasi di TKP sudah cukup, nanti kalau ada keterangan lain akan kita tambahkan lagi dalam proses pengungkapannya nanti,” pungkasnya.
Terpisah, Santi Pakaya, salah satu korban perampokan rumah dan pengancaman di Desa Bulili, Kecamatan Duhiadaa, mengungkapkan jika dirinya sempat melihat ciri-ciri pelaku yang menggunakan sweater dan topi.
“Depe bandan pokoknya yang saya dapa liat waktu baku-baku tarik itu tinggi besar depe orang. Dia pake sweater dengan topi, kondisi gelap lagi jadi so tidak dapa lia jelas. Cuma ada orang dibirman dapa lia ada dua orang lari ke arah kamar mandi, jadi waktu orang-orang ba kumpul disini, saya pe birman juga bataria karena ada orang,” ungkap Santi.
Sementara itu, setelah beberapa hari aksi pencurian terjadi, kondisi toko handphone Gorontalo Cell di Desa Buntulia Selatan, Duhiadaa, kembali normal. Beberapa karyawan pun nampak mulai beraktifitas sebagaimana biasanya. (ryn)










Discussion about this post