logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Gantung Pisang

Aslan by Aslan
Tuesday, 28 September 2021
in Disway
0
Gantung Pisang
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh : Dahlan Iskan

SATU front lagi harus dihadapi Taliban: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perjuangan itu belum berhasil. Mungkin perlu waktu lama. Siapa yang berhak berpidato di PBB hari ini masih jadi rebutan: pemerintahan baru Taliban atau pemerintahan lama.

”Rebutan” siapa yang berpidato itu masih dibicarakan. Keputusan belum bisa diambil. Padahal semua negara sudah selesai mendapat giliran pidato. Afghanistan diputuskan: dapat yang terakhir saja. Sambil menunggu hasil ”rebutan” itu. Dari segi abjad Afghanistan mestinya berpidato duluan. Dari segi ”pendaftaran” Afghanistan termasuk rombongan awal. Negara itu sudah masuk PBB tahun 1946.

Indonesia baru masuk PBB tahun 1950. Bulan Januari 1965 Bung Karno marah: ganyang Malaysia. Hari itu Indonesia keluar dari PBB. Setahun kemudian Pak Harto, yang menggantikan Bung Karno, mendaftar lagi masuk PBB.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Tahun 1946 Indonesia belum bisa masuk PBB: negara-negara Barat belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Yang berkuasa di Indonesia masih dianggap para pemberontak. Sampai-sampai Indonesia berani melanggar UUD 1945:  mengangkat seorang perdana menteri. Yang pro barat. Namanya, Anda sudah tahu: Syahrir. Yang baru berumur 30 tahun.

Padahal, sebenarnya, menurut UUD 1945 tidak boleh ada jabatan perdana menteri. Demokrasi kita presidential –bukan parlementer. Itu saking inginnya internasional mengakui kemerdekaan Indonesia.

Alay pasti tahu: Barat baru mengakui Indonesia di tahun 1949. Setahun kemudian diterima sebagai anggota PBB.

Pun demikian Afghanistan. PBB belum menerima pemerintahan Taliban sekarang. Duta Besar lama Afghanistan di PBB Nasir Andisha, masih ngotot: kalau PBB menerima Taliban itu sama saja dengan ngompori para pemberontak di Yaman, Myanmar, dan di negara lain. Agar mereka memberontak.

Duta besar Afghanistan yang baru, yang Taliban, mengatakan semua persyaratan pendaftaran sudah lengkap. Tinggal diputuskan. “Semua wilayah sudah kami kuasai. Semua perbatasan sudah kami kontrol,” ujar Suhail Shaheen, sang Taliban.

Suhail termasuk salah satu tim Taliban yang moderat. Ia termasuk tim negosiasi dengan Amerika, menjelang negara adikuasa itu meninggalkan Afghanistan 31 Agustus lalu.

Tapi waktu memang terlalu mepet. Permohonan Taliban itu harus diproses oleh birokrasi di sana. Harus disetujui dulu oleh satu komite. Komite itu terdiri dari sembilan negara. Termasuk Amerika, Rusia, dan Tiongkok.

Komitenya saja belum bersidang.

Yang sudah pasti mendukung pemerintahan Taliban 2.0 barulah Tiongkok dan Rusia. Juga Pakistan. Sedang yang siap di belakang itu: Turki, Qatar. Mungkin juga Timor Leste.

Tiongkok juga masuk PBB tahun 1946. Di tahun 1949 ”Taliban” Tiongkok memberontak. Menang. Pemerintah baru itu minta diakui oleh PBB. Ditolak.

Sampai 20 tahun kemudian masih juga ditolak.

Selama itu yang mewakili Tiongkok di PBB adalah Taiwan – -yang didirikan oleh pemerintahan yang kalah di perang sipil tahun 1949 itu.

Baru di tahun 1971, dunia menerima Tiongkok menjadi anggota PBB. Setelah ”Taliban”-nya Tiongkok dipegang oleh Deng Xiaoping.

Perjalanan Taliban masih panjang. Kampanye ke dunia internasional masih harus terus dilakukan. Untuk menarik simpati dunia internasional.

Kini Taliban mulai menjamin keamanan di Bandara Kabul. Mereka minta semua penerbangan asing masuk kembali ke Kabul. Turki dan Qatar sudah menormalkan sistem di bandara itu.

Pakistan yang sempat sewot, sudah mulai menerbangkan PIA ke Kabul meski belum berjadwal. Taliban juga memberi hiburan pada Pakistan: akan mengusut siapa yang menurunkan bendera Pakistan minggu lalu.

Bendera itu dibuang dari truk-truk bantuan pangan. Yakni ketika truk itu masuk dari Pakistan ke wilayah Afghanistan.

Taliban juga menjanjikan segera membuka jalan raya yang menghubungkan Kabul dengan kota Peshawar –hanya dua jam naik mobil.

Bahkan Taliban juga menjamin keamanan pengusaha. Agak berlebihan memang. Mungkin masih ikut kebiasaan lama. Lihatlah: empat orang yang menculik seorang pengusaha digantung di lapangan Herat –kota bagian barat negara itu.

Yang digantung itu sebenarnya mayat. Mereka sudah mati ditembak saat melarikan pengusaha yang disekap itu. Sistem komunikasi yang ditinggalkan Amerika kelihatannya masih efektif.

Keluarga pengusaha itu baru saja melaporkan penculikan tersebut. Taliban langsung menghubungi semua pos pemeriksaan di jalan-jalan raya. Mobil penculik itu pun distop. Terjadi tembakan dari arah mobil. Seorang Mujahid Taliban –panggilan untuk petugas keamanan– terluka. Empat penculik ditembak mati. Mayat mereka dibawa ke kota. Digantung. “Tidak boleh lagi ada penculikan seperti itu,” ujar pejabat di Herat.

Tapi mengapa harus digantung? Kan sudah mati? “Agar yang lain kapok. Mereka yang menculik akan bernasib sama,” katanya, seperti disiarkan media di Pakistan.

Saya ingat yang saya lakukan kemarin: menggantung satu tundun pisang masak pohon di kebun Pacet.

Saya tidak jadi makan pisang itu.(Dahlan Iskan)

Tags: Dahlan IskanDisway

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Rp 1,4 Triliun Kembangkan Pelabuhan Anggrek

Rp 1,4 Triliun Kembangkan Pelabuhan Anggrek

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.