Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang wilayah Kamchatka, Rusia, memicu peringatan dini tsunami di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI menyatakan ada 10 wilayah di Indonesia yang kini berstatus waspada tsunami.
Menurut Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, ketinggian tsunami yang diprediksi umumnya masih di bawah 0,5 meter. Namun ia mengingatkan, tinggi gelombang bisa meningkat secara signifikan saat memasuki wilayah pantai tertentu.
“Ketinggian awal mungkin hanya 50 sentimeter, tapi jika memasuki pantai berbentuk teluk atau seperti corong, amplitudonya bisa naik drastis,” jelas Kepala BMKG RI saat konferensi pers secara daring, Rabu (30/7).
Ia juga mencontohkan kejadian tsunami Jepang 2011 yang sempat menyebabkan gelombang setinggi 1,5 meter di pesisir Papua. “Jangan meremehkan. Jika ada peringatan, segera menjauh dari pantai dan menuju tempat lebih tinggi,” tegasnya.
BMKG menjelaskan bahwa sistem peringatan tsunami di Indonesia terbagi dalam tiga kategori, yakni di bawah 0,5 meter termasuk waspada, 0,5 hingga 3 meter masuk dalam status siaga, dan di atas 3 meter masuk dalam status awas.
Saat ini peringatan tsunami baru masuk kategori waspada. Namun, BMKG menyarankan masyarakat tetap melakukan evakuasi secara mandiri sebagai langkah mitigasi dini.
Di sisi lain, kekhawatiran masyarakat Gorontalo, khususnya di sekitar Teluk Tomini, dibantah oleh pakar geologi kelautan, Delyuzer Ilahude. Menurutnya, berdasarkan morfologi dasar laut dan kondisi geografis, tsunami dari arah Kamchatka tidak akan mencapai wilayah pesisir Gorontalo.
“Gorontalo itu terlindungi oleh Pulau Filipina dan beberapa gugusan pulau lainnya. Begitu gelombang tsunami menabrak pulau, energinya hilang atau dipantulkan kembali,” jelasnya kepada Gorontalo Post.
Ia menjelaskan, tidak seperti gelombang laut biasa yang hanya memindahkan permukaan air, gelombang tsunami menggerakkan massa air laut secara langsung, dan dapat menjalar sangat cepat bahkan menyamai kecepatan pesawat jet saat berada di perairan dalam.
Meski kecepatannya tinggi, gelombang tsunami di laut dalam umumnya memiliki tinggi hanya sekitar 1 meter. Namun, saat mendekati pantai, kecepatannya berkurang dan tinggi gelombangnya justru meningkat, bahkan bisa mencapai puluhan meter seperti pada peristiwa tsunami Aceh yang mencapai 30 meter.
“Gelombang tsunami menjalar sangat dipengaruhi oleh morfologi dasar laut. Saat gelombang menghantam pulau atau pantai di tengah laut, energinya bisa hilang atau terpecah,” tambahnya.
Terkait isu tsunami akan memasuki wilayah Teluk Tomini, Ilahude menegaskan bahwa narasi tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Menurutnya, selain terlindungi oleh gugusan pulau seperti Filipina dan Jepang, Teluk Tomini juga secara alami sudah terhalang oleh lengan utara Pulau Sulawesi.
Sehingga mustahil gelombang tsunami dari Rusia bisa sampai ke wilayah itu. “Saya sendiri hanya bisa tertawa saat mendengar kabar tsunami (dampak gempa Rusia) bakal masuk Teluk Tomini. Itu tidak mungkin,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi menyesatkan, terutama yang beredar di media sosial tanpa dukungan data ilmiah. “Jadi sangat menyesatkan bagi masyarakat yang tidak memahami tentang tsunami. Teluk Tomini sudah secara geografis terlindungi. Tidak perlu khawatir,” pungkasnya. (Tr-76)











Discussion about this post