Gorontalopost.id – Kawasan pertambangan emas tradisional di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa, Bone Bolango, mendadak gempar, Jumat (7/4) pekan lalu. Empat penambang masing-masing Uten, Iten, Tama, dan Engki yang merupakan warga Desa Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Bone Bolango, tiba-tiba tertimbun. Lubang tambang sedalam 57 meter yang didalamnya ada mereka longsor, dan menutupi jalan keluar.
Para penambang lainya yang berada di lokasi, bergegas melakukan upaya evakuasi alakadarnya, selain itu sebagian juga langsung menghubungi kepolisian dan tim Basarnas. Dari dalam lubang, menurut para penambang, saat itu masih terdengar ada suara betel atau pahat beton, diduga mereka berusaha juga untuk mencari jalan keluar dari dalam tambang.
Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, mengatakan, para korban sore itu, masuk ke dalam lubang 17 kawasan pertambangan emas di Desa Tulabolo. Jelang magrib terjadi longsor, dan mereka tertimbun di dalamnya. Beruntung masih ada cela udara yang masuk ke dalam lubang tambang, namun jalan keluar sudah tertutup material tambang. Para korban dari dalam lubang juga berusaha mengeluarkan meterial longsor dengan menggunakan alat betel, seperti yang mereka gunakan ketika menambang emas. Sementara penambang lainya dari atas bukit, juga berusaha menggali dan membuat jalur keluar, agar mereka segera dievakuasi.
Kepala Basarnas Gorontalo Heriyanto, menyebutkan, lokasi kejadian merupakan medan yang sulit dijangkau alat berat. Makanya, ketika Basarnas melalukan evakuasi, juga hanya menggunakan alat manual untuk menggali lubang. “Saat melakukan dievakuasi, korban agak lama keluar dari lubang karena tim SAR hanya menggunakan alat manual untuk menggali lubang,” ujarnya.
Proses evakuasi yang dilakukan secara manual menggunakan alat bantu seadanya, seperti sekop dan linggis milik para penambang.
Mereka tertimbun dalam waktu cukup lama, dan nanti baru bisa diselamatkan pada sabtu siang, atau hampir 24 jam tertimbun dalam lubang. “Setelah beberapa jam menggali lubang, akhirnya ke empat korban keluar dengan kondisi lemas. Ternyata mereka sebelum kejadian longsor, sedang puasa saat berada dalam lubang. Makanya kita keluarkan sudah kondisi lemah,” ucap Heriyanto.
Setelah berhasil keluar dari lubang tambang sedalam 57 meter itu, mereka langsung dievakuasi ke rumah sakit, dengan cara ditandu.
“Mereka dievakuasi sore tadi (sabtu,red), sekitar jam 4 sore. Kalau dihitung-hitung, hampir 24 jam mereka didalam tertimbun longsor,” kata Camat Suwawa Timur, Marten Hunawa.
Marten mengatakan, setelah berhasil dievakuasi, para korban langsung dilarikan ke rumah sakit. (tro/rwf)











Discussion about this post