Gorontalopost.id – Kondisi warga di lima desa yang ada di Kecamatan Bulango Utara saat ini mengalami krisis air bersih. Sudah dua pekan terakhir, sejumlah warga terpaksa Mandi Cuci Kakus (MCK) menggunakan air sungai. Hal ini disebabkan tidak adannya distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bone Bolango. Bahkan warga mengklaim bahwa PDAM dibawah naungan Perumda Tirta Bone Bolango itu saat ini sedang sakit pasca bermasalah keuangan yang mengalami defisit.
Informasi yang dihimpun Gorontalo Post, lima desa yang macet mendapat pasokan air dari PDAM Bone Bolango.itu yakni Desa Longalo, Bunuo, Tupa, Boidu dan Desa Kopi. Kesemua desa tersebut berada di Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.
Kepala Desa Bunuo, Kecamatan Bulango Utara, Dahlan Suleman, mengatakan, wargannya sudah dua pekan tidak bisamenikmati air bersih PDAM Bone Bolango.
“Saya rasa kendalanya mungkin mesinya sudah tidak hidup lagi, sehingga membuat distribusi air ke rumah-rumah warga tidak jalan,”kata Suleman saat diwawancarai wartawan koran ini. Diungkapkan Suleman, selama pasokan air PDAM tidak ada, masyarakat tinggal menikmati air dari sumur bor/suntik. Dan bagi yang tidak memiliki sumur suntik, terpaksa untuk mandi, cuci pakaian, cuci piring bahkan untuk minum sekalipun pakai air sungai. pemerintah desa diakui Suleman belum tau apa tindaklanjut dari PDAM untuk mencari solusi, bahkan sampai saat ini belum melihat Direktur PDAM Bone Bolango turun langsung melihat kondisi warga di lapangan.
“Kejadian yang sama bukan baru kali ini saja, tetapi sudah beberapakali merasakan masalah seperti ini. Kami berharap agar Pemkab Bone Bolango bisa memantau langsung kondisi di lapangan,”tandas Suleman. Senada dikatakan warga lain yang mengaku untuk mandi, pihaknya biasannya mandi di sungai, sebab air sumur selain terbatas, juga terkadang antrian warga yang mengambilnya. Warga berharap agar kondisi ini beroleh perhatian serius dari pemerintah daerah Bone Bolango. Terutama pihak PDAM diminta untuk segera mencarikan solusi untuk dapat memperbaiki lagi kerusakan pada sistem instalasi pipa PDAM yang putus.
Pengawas di PDAM Bone Bolango Romi Dengo saat ditemui mengatakan, penyebab utama mandeknya distribusi air ke rumah- rumah warga karena pipa yang membentang di sungai untuk pasokan air ke Instlasi Pengelolaan Air (IPA) Desa Longalo putus akibat terseret arus air yang sangat deras.
“Ya, satu malam hujan membuat pipa transmisi putus dengan adannya air deras di sungai,”ungkap Romi Dengo. Namun begitu, pipa transmisi tersebut sudah diperbaiki, dan saat ini masih menunggu air masuk ke bak pengolahan. Romi Dengo juga mengakui kelemahan dari pipa transmisi jika putus dari intake di bagian atas, maka sampai tiga pekan air baru masuk.
“Kita menggunakan sistem gravitasi, jadi tergantung air baku yang masuk di intake, kemudian didistribusi ke pipa transmisi yang jaraknya kurang lebih delapan kilometer hingga ke bak pengelolaan atau IPA,”jelas Romi Dengo. Berbeda ketika menggunakan sistem perpompaan atau mesin Generator, maka air langsung masuk ke bak pengolahan, tetapi untuk perpompaan dari segi operasionalnya biaya mahal, untuk100 liter bahan bakar solar, itu hanya bisa bertahan sampai 4 jam beroperasi. Satu jam sekitar 30 liter.
jika kita hanya jalankan empat jam, hasilnya tidak cukup, Makanya kita hanya mengandalkan sistem gravitasi. Upaya yang kami lakukan yakni secara rutin mengecek ke intake untuk memperlncar air hingga sampai ke pengolahan,”tutup Romi Dengo.
Senada dikatakan Kabag Humas PDAM, Anwar Badjarat, bahwa IPA longalo sudah sepekan setelah putus jaringan transmisinya air belum sampai hingga ke bak pengelolaan.
“Ya, karena sistemnya pakai tenaga gravitasi, untuk pelayanan sekarang hanya dialiri oleh IPA Langge yang berada di Desa Meranti, jadi tidak sampai ke Desa Bunuo. Saat ini air mengalir masih tiga liter perdetik. Mungkin 3-4 hari normal karena panjang pipanya sekitar 6 km dan pakai gravitasi,”jelas Anwar.
Terpisah Camat Bulango Utara Erna Patutie.S.Sos saat dikonfirmasi mengaku telah menerima keluhan warga yang sudah tidak mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM.
“Saya sudah berulangkali menyarankan ke warga agar tidak terlalu berharap dengan distribusi air dari PDAM dan mencari solusi lain seperti membuat sumur suntik. Sebab kejadian seperi ini bukan baru sekali saja terjadi tatapi sudah berulangkali,”kata Camat. Bahkan, Camat sendiri mengakui dirinya telah memasang sumur suntik agar tidak banyak mengeluh lagi ke pihak PDAM.
“Air ini kan untuk keperluan yang sangat vital, jadi kita tidak usah banyak mengeluh ke PDAM, bikin saja sumur suntik, Insya Allah untuk masalah air sudah bisa kita atasi. Kami berharap kedepan agar distribusi air PDAM lebih lancar lagi sehingga masyarakat terlayani dengan baik,”tutup Camat. (roy)










Discussion about this post