Gorontalopost.id- Kemarau panjang yang melanda Provinsi Gorontalo berdampak signifikan terhadap para
petani. Tak terkecuali para petani sawah di Kota Gorontalo yang saat ini mengalami krisis pengairan. Kondisi ini
praktis mengakibatkan lahan persawahan mereka menjadi kering bahkan terancam gagal panen.
Pantauan Gorontalo Post, Selasa (3/10), Air irigasi menjadi hal yang paling krusial di bidang pertanian, untuk itulah petani sangat rentan jika terjadi pengurangan distribusi air. Hampir seluruh lahan persawahan di Kota Gorontalo
mengalami kekeringan.
Salah satunya di wilayah Kecamatan Sipatana. Kondisi tanaman padi di wilayah itu kerdil, bahkan daunnya mulai menguning. Akibat tak mendapatkan pasokan air dari bendungan irigasi Tapa Kabupaten Bone Bolango, kondisi tanah persawahan itu mulai terbelah.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mengandalkan mesin alkon atau pompa air untuk mengairi sawah mereka.
Ka Limbo salah satu pemilik Alkon saat ditemui wartawan koran ini mengatakan, dirinnya terpaksa menggunakan
mesin pompa air atau alkon untuk bisa mengairi sawahnya.
Itupun diakui Ka Limbo, menggunakan Alkon butuh biaya ekstra untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite.
“Untuk enam jam saya menghabiskan BBM jenis pertalite sebanyak enam liter. Kalau seharian penuh sampai 15
liter dikalikan Rp 10 per liter, dan itu setiap hari,” ungkap Ka Limbo.
Hal itu terpaksa Ka Limbo lakukan agar tanaman padinya tetap bertahan hidup meski tidak maksimal. Hal senada
dikatakan Husen Indara, pihaknya saat ini tinggal mengandalkan air dari irigasi. Hanya saja dalam dua bulan
terakhir ini air irigasi berkurang pasokannya.
“Memang ada Alkon dua unit dari Dinas Pertanian Kota Gorontalo di balai tani. Tapi kami tidak bisa mengoperasikan Alkon tersebut karena tidak punya biaya. Kalau sudah Rp 150 Ribu per hari, dikalikan 10 hari
saja sudah ada uang Rp 1,5 juta yang harus kami sediakan. Bukan untung malahan rugi yang kami
dapatkan,”jelas Husen.
Sementara itu Kepala Dinas Pertaian Kota Gorontalo Fitria Bagu saat dikonfirmasi mengatakan, salah satu
cara untuk mengatasi musim kemarau saat ini yakni menganjurkan petani untuk memanfaatkan stok air di embung
terdekat dengan menggunaksn mesin alkon.
“Mesin alkon bantuan Pemkot Gorontalo sudah ada di setiap kelompok tani bisa dipinjam langung ke dinas. Jika
gagal panen karena fuso..Maka lahan bisa diklaim asuransi,”jelas Fitria.
Terkait masalah BBM untuk operasional mesin Alkon, petani kata Fitria bisa bermohon kepada Dinas Peratanian,
nanti diterbitkan rekom untuk belli BBBM bersubsidi khusus petani dan nelayan.
“Ada sekitar 7.9 ha, itu pertanggungan dr BPBD pusat. Sementra menunggu pencairan ke rekening petani, tapi
sudah diajukan 1 ha dapat ganti rugi Rp 8 juta melalui dana BNPB Pusat,” tandas Fitria. (roy)












Discussion about this post