Gorontalopost.id – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022 melampaui target yang dipatok. Ya, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Gorontalo, IPM Kota Gorontalo berada diangka 78,22 persen dari target yang dipatok 77,27 persen.
“Secara umum, tahun 2022 lebih baik dari pada tahun 2021, hal ini tercermin pada beberapa indikator makro, yang sudah dirilis datanya oleh BPS Kota Gorontalo, seperti indeks pembangunan manusia. Kita menargetkan pada tahun ini adalah 77,27%, tapi realisasinya 78,22%,” ucap Kepala Bapppeda Kota Gorontalo, Meydi N. Silangen, ketika diwawancarai usai acara Outlook Pembangunan Kota Gorontalo Tahun 2022 menuju Tahun 2023, Kamis (29/12) malam.
Meydi menuturkan, capainya target IPM dipengaruhi beberapa indikator yang melampaui target. Diantaranya, angka rata-rata lama sekolah, angka harapan lama sekolah, angka harapan hidup, dan indikator lainnya.
“Angka rata-rata lama sekolah, target kita waktu dipasang di tahun 2021 adalah 10,38 persen realisasi 10,39 persen. Angka harapan lama sekolah target 14,36 persen realisasinya adalah 14,57 persen, sedangkan angka harapan hidup, kita menargetkan 72,54 persen, realisasinya adalah, 72,88 persen,” jelas wanita yang akrab disapa Novi itu.
Sementara, terkait acara Outlook pembangunan Kota Gorontalo tahun 2022 menuju tahun 2023, kata Novi, merupakan agenda Pemerintah Kota Gorontalo untuk mengevaluasi capaian pembangunan Kota Gorontalo tahun 2022.
Acara yang berlangsung di Halaman Kantor Bappeda Kota Gorontalo itu, menghadirkan Wali kota Gorotalo, Marten Taha sebagai Keynote Speaker dan dihadiri oleh Organisasi Pimpinanan Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Kota Gorontalo dan dari instansi vertikal.
Dalam sambutannya, Marten menuturkan tujuan dari pembangunan daerah sebagai amanat otonomi daerah yaitu, bagaimana mensejahterakan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, dengan memanegement pembangunan di Kota Gorontalo mulai dari perencanaan yang terorganisir dengan baik, kemudian harus digerakkan serta harus dievaluasi.
“Jadi semua itu tergantung leadershipnya, mampukah dia menggerakan, mampukah dia mengorganisir dan mampukah dia mengevaluasi,” tutur Marten.
Lebih lanjut, Marten mengungkapkan, bahwa semua hal tentang arah kebijakan strategi, seperti rencana pembangunan serta pertanggung jawaban pelaksanaanya, telah tercantum jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Jadi semua ada konektifitas antara program pusat, program provinsi kemudian kita membuat, karena itu secara regulatif harus RPJMD kita harus mengacu pada RPJM provinsi dan nasional,” ungkapnya.
Marten pun memberikan contoh, untuk mewujudkan Kota Gorontalo sebagai pusat perdagangan, dan kawasan teluk Tomini, maka starategi yang dilakukan Pemkot Gorontalo, yaitu melalui penyediaan infrastruktur penunjang yang representatif, baik fasilitas jalan maupun penataan kawasan, kawasan perdagangan, kawasan ekonomi serta kawasan perekonomian baru.
“Proses tahapan pelaksanaanya baru saya mulai tahun 2022 karena di dalam membuat tema pembangunan, saya tidak sekedar hanya menetapkan temanya. Jadi pada tahun 2014 sampai dengan 2019 itu berbeda, dan mulai tahun 2022, temanya berubah lagi menjadi, pengembangan infrastruktur dalam rangka pemulihan ekonomi dan reformasi sosial, sehingga banyak pekerjaan infrastruktur yang kita lakukan di Kota Gorontalo,” tandasnya.(rwf)












Discussion about this post