GORONTALO – GP – Andika, pemuda bertato yang mencekoki ponakanya berusia empat bulan dengan miras, bisa beralasan perbuatan itu iseng belaka, tapi resikonya tak sebercanda itu. Dokter spesialis anak menyebutkan, resiko bayi meminum miras sangat fatal dan berbahaya bagi kesehatannya. Dokter Spesialis Anak dr. Asyraf Djamaludin, kepada Gorontalo Post menjelaskan, dampak miras yang dikonsumsi bisa memberi efek pada susunan saraf pusat. “Bisa bergejala bayi kejang, penurunan kesadaran dan bisa sampai pada kematian,” ujar dokter spesialis anak yang bertugas di RSUD dr Hasri Ainun Habibie.
Selain itu, efek yang bisa terjadi yaitu pada pada saluran cerna, yang bisa menimbulkan gejala iritasi pada saluran cerna, seperti mual, muntah, sampai perdarahan saluran cerna. “Kondisi-kondisi seperti ini bisa timbul bergantung pada alkohol dengan jumlah tertentu dan kondisi bayi tersebut,” jelasnya pada Gorontalo Post, Jumat (22/1).
Menurut dr.Asyraf, biasanya efek yang timbul setelah keracunan miras atau alkohol terjadi segera setelah diminum. Sehingga untuk tindakan yang dilakukan ketika terjadi hal tersebut. “Yang awal dilakukan dibersihkan sisa alkohol dalam saluran cerna dengan cara yang kami sebut kumbah lambung,” ujarnya. Setelah itu, baru diberi antidotum khusus untuk ‘keracunan’ alkohol, yang selanjutnya dipantau efek dari terapi yang sudah diberikan.
Kasus pemberian miras pada bayi juga pernah terjadi pada mei 2019 lalu. Ketika itu, dokter pemerhati anak dan PhD research fellow di University of Cambridge, dr Laurentya Olga, MPhil, dikutip detikHealth, menjelaskan, konsumsi minuman beralkohol, termasuk bir, sangat berbahaya untuk bayi dan anak. Karenanya ibu hamil dan ibu menyusui pun dianjurkan untuk tidak mengonsumsi alkohol. “Konsumsi alkohol pada bayi dan anak dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Efek jangka pendek yang dapat langsung terjadi adalah peningkatan kadar hormon insulin dalam darah sehingga menyebabkan hipoglikemia atau rendahnya kadar gula dalam darah. Gejalanya pusing, kejang, hingga tidak sadarkan diri,” lanjut dr Olga, seperti ditulis detikHealth.
Alkohol juga mempengaruhi sistem saraf pusat yang mana pada anak membuat ini menjadi lebih rentan. Pada dosis yang fatal, ini dapat menyebabkan penurunan frekuensi napas dan denyut jantung hingga kematian. “Pada anak, ini bahaya sekali karena alkohol diabsorbsi cepat di lambung dan masuk ke aliran darah. Konsumsi yang sedikit (misal tidak sengaja tertelan) pun dapat berbahaya untuk anak karena rentang toleransi anak pasti lebih strict dibanding orang dewasa,”menurut dr Olga, ini dikarenakan berat badan bayi dan anak masih lebih rendah dibanding orang dewasa sehingga rasio alkohol yang dikonsumsi per berat badan jadi lebih besar, efeknya pun lebih besar. (mg-01/dtc)
Comment